Unik, Warga Di Jombang Saling Cambuk Lestarikan Budaya Leluhur

Tradisi unik dilakukan warga Mundusewu, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, mereka melakukan tradisi saling cambuk menggunakan kayu Rotan. Warga sekitar menyebutnya tradisi 'Ujung'.

02 Sep 2024 - 14:15
Unik, Warga Di Jombang Saling Cambuk Lestarikan Budaya Leluhur
Tradisi Saling Cambuk warga di Jombang atau dikenal tradisi Ujung. (Fredi/SJP)

Kabupaten Jombang, SJP - Tradisi unik dilakukan warga Mundusewu, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, mereka melakukan tradisi saling cambuk menggunakan kayu Rotan. Warga sekitar menyebutnya tradisi 'Ujung'. 

Tradisi yang diakui oleh Kepala Desa Mundusewu, Anisah sebagai tradisi leluhur yang terus dilestarikan. Termasuk kesempatan pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 diadakan tradisi Ujung, Minggu (1/9/2024) kemarin. 

"Tradisi warisan leluhur cambuk rotan atau budaya ujung ini memang sudah lama sekali tidak terlaksana namun setelah saya jadi Kades, permintaan warga ingin menghidupkan kembali tradisi ini," kata Anisah lewat pesan diterima wartawan, Senin (2/9/2024). 

Tidak hanya warga setempat, acara Ujung juga diikuti oleh warga dari luar Kabupaten Jombang seperti Mojokerto. Luka memerah pada punggung menjadi kebanggaan para peserta Cambuk Rotan ini. 

"Dulunya juga tradisi ini dipakai warga untuk meminta turun hujan di Desa Mundusewu," ujar Kades Anisah.

Anisah merasa bangga dengan diadakannya tradisi leluhur tersebut. Memiliki keseruan sendiri saat ikut menjadi peserta. 

"Nagihi kalau ikut jadi peserta tradisi ujung, tadi saya juga ikut dan tidak sakit, jadi kita berupaya supaya kedepan tradisi ini masuk cagar budaya Jombang, dibuat monumen patung didesa Mundusewu," terangnya. 

Senada, Sutikno (50) warga setempat turut merasakan kebanggan bisa ikut dalam tradisi Ujung. Ia kerap ikut, bahkan sejak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Butuh keberanian untuk turut menjadi peserta. 

"Kalau peserta yang naik ke panggung pastinya alami luka mas," tutur Sutikno. 

Dirinya kerap terkena cambukan, dapat sekali dua kali sabetan rotan, tapi sisi lain meskipun terlihat sakit, dirinya senang bisa tetap ikut setiap tahun sejak SMP. 

"Meskipun sudah tua saya ingin Pemdes tetep terus melestarikan budaya tradisi ujung ini supaya tidak punah," tandasnya. (*)

Editor: Tri Sukma 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow