UKWMS Lantik 76 Insinyur, Galakkan Pentingnya STRI bagi Lulusan Teknik di Indonesia
Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) merupakan persyaratan wajib bagi lulusan bidang keteknikan jika ingin terjun kedalam dunia pekerjaan di bidang teknik agar praktik yang mereka lakukan legal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Surabaya, SJP - Teknik merupakan salah satu jurusan yang paling populer untuk diambil oleh masyarakat Indonesia, hal tersebut juga dibuktikan dengan lulusan Sarjana Teknik (ST) ataupun lulusan di bidang keteknikan lainnya yang jumlahnya bisa mencapai ribuan di tiap tahunnya.
Namun, ternyata ada persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh lulusan teknik yang memutuskan atau ingin terjun ke dunia pekerjaan di bidang teknik, yaitu memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI).
Syarat tersebut tertuang dalam UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, yang mana jika seorang lulusan keteknikan tidak memiliki STRI, maka segala praktik mereka di bidang teknik saat terjun di dunia kerja akan dianggap ilegal.
Hal ini juga kembali disampaikan oleh Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Timur yakni Dr. Ir. Gentur Prihantono, S.P., S.H., M.T M.H., IPU. saat menghadiri Pelantikan Insinyur periode I tahun 2023/2024 Program Studi Profesi Insinyur (PSPI) Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS).
Dalam kesempatan itu, Gentur menjelaskan bahwa meski Indonesia tidak kekurangan lulusan teknik, namun Indonesia masih jauh dari target Insinyur.
"Jumlah enginer itu banyak, namun lulusan perguruan tinggi itu sifatnya masih akademis, belum ke profesional dan kompeten," terang Gentur usai acara Pelantikan Insinyur di Auditorium UKWMS, Kampus Pakuwon City, Surabaya pada Sabtu (4/5).
Ia membeberkan bahwa di dalam Undang-undang (UU) sudah dibentuk peraturan jelas, dimana terdapat sanksi pidana bahkan denda yang dapat dikenakan kepada para lulusan teknik yang kedapatan melakukan praktik tanpa STRI karena statusnya dianggap ilegal.
Sebaliknya, dengan memiliki STRI maka praktik dan karya yang dihasilkan oleh para sarjana teknik dapat dinilai legal dan mendapat perlindungan Undang-undang.
"Hal ini penting dan perlu diperhatikan, karena ini menyangkut keamanan dan kenyamanan bagi Insinyur itu sendiri maupun bagi pengguna terhadap tenaga insinyur itu," tegas Gentur.
Gentur menegaskan bahwa sertifikasi ini juga merupakan wujud tanggungjawab para tenaga insinyur terhadap masyarakat, pemerintah dan yang tidak kalah penting adalah bagi dirinya sendiri.
Karena bagi Gentur, jika nantinya para tenaga teknik ini dihadapkan dengan kejadian atau kecelakaan yang tidak diharapkan, mereka bisa mempertanggungjawabkan profesionalismenya, terutama bagi tenaga di bidang lingkungan dan konstruksi yang memiliki risiko tinggi.
"Target kami untuk sertifikasi ya sebanyak-banyaknya, karena lulusan teknik yang ingin atau sedang aktif bekerja di bidang teknik pada bagian pemerintahan maupun bukan itu wajib memiliki STRI dan yang melanggar juga wajib dikenakan sanksi," bebernya.
Gentur juga menuturkan bahwa saat ini pemerintah tidak hanya sekedar memberikan warning kepada para lulusan teknik, namun juga sudah memberi fasilitas dan membukakan pintu lebar yang bisa dimanfaatkan untuk mendapat gelar insinyur.
"Harapan saya semakin banyak sarjana teknik yang sadar bahwa bekerja secara profesional itu penting, mulai dari tahap administrasi dengan memiliki sertifikat sebagai insinyur, kemudian juga membuktikan kualitas kerjanya baik dan memiliki nyali yang kuat," tandas Gentur.
Sementara itu, adapun Drs. Kuncoro Foe, G.Dip. Sc. Phd. Apt selaku Rektor UKWMS yang mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah suatu momen yang membahagiakan, terutama karena jumlah lulusan PSPI UKWMS terus meningkat.
"Hari ini ada 76 orang yang dilantik, ini lebih tinggi dari periode sebelumnya yang hanya 63 orang, dan bahkan di periode berikutnya akan ada 80 lebih lulusan," beber Kuncoro kepada Suarajatimpost.com.
Selain sebagai jalur pemenuhan aspek regulasi bagi praktisi yang bekerja di bidang yang terkait dengan keteknikan, Kuncoro juga ingin ini menjadi warna tersendiri untuk menunjukkan bahwa tidak ada kata berhenti untuk belajar.
"Dengan bertambahnya tenaga profesional ini, saya ingin kita semua berfikir tentang Indonesia yang terus berkembang, Indonesia yang maju, dan Indonesia yang diharapkan menjadi trendsetter," ucap Kuncoro.
"Negara tidak akan maju tanpa peran pekerja teknik, jadi melalui kegiatan pelantikan ini saya harap tidak hanya berdampak bagi lulusan dan keluarganya saja, namun juga negi negara," imbuhnya.
Masih di lokasi yang sama, adapun Ir. Adi Candra, S.Si., M.Si. selaku salah satu Insinyur yang baru saja dilantik oleh UKWMS mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada keluarga, teman dan juga komunitas kampung, khususnya Kampung Oase Ondomohen Surabaya.
Tugas Akhir (TA) Adi yakni Laporan Praktik Keinsinyuran, dengan judul "Role Model Implementasi SDG'S Kota Dan Permukiman Yang Berkelanjutan Dan Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan Di Kampoeng Wisata Edukasi Oase Ondomohen Kota Surabaya" memang dekat kaitannya dengan Komunitas Kampung di Kota Surabaya.
Adi yang dibimbing oleh Dra. Ir. Adriana Anteng Anggorowati, M.Si., IPU. dalam melaksanakan TA merasa bahwa selain sebagai upaya untuk lebih eksis dan berkembang, ia menempuh Program PSPI UKWMS juga untuk didedikasikanbagi perjuangan orang kampung.
"Dari Laporan Praktik Keteknikan yang saya bawa, ingin agar orang kampung memiliki posisi tawar yang baik, tidak hanya sekedar penerima program dan obyek penderita, tapi juga bisa menjadi salah satu pengambil keputusan suatu program," ujar Adi.
Adi yang merupakan Sarjana Sains (S.Si.) ini sadar bahwa STRI sangat dibutuhkan, terlebih karena segala program dan kegiatan seperti apa yang tertulis dalam UU harus memiliki dasar hukum
Adi berharap untuk rekan-rekan lulusan keteknikan seperti seperti alumni teknik, sarjana sains atau sarjana bidang teknik lainnya yang belum menempuh Program Profesi Insinyur untuk segera melakukan profesi.
"Jalan sudah terbuka lebar, bahkan Program PSPI di UKWMS juga bisa diikuti secara hybrid, jadi kita tetap bisa ikuti dengan menyenangkan," ujarnya.
Tim Suarajatimpost.com juga sempat mewawancarai Adriana Anteng Anggorowati selaku Dosen Pembimbing dari Adi, ia mengungkap bahwa laporan praktik keinsinyuran yang diangkat oleh Adi merupakan program yang menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Tugas Akhir para peserta PSPI semua bagus, termasuk milik Adi yang berbicara tentang Program di Kampung Oase Ondomohen hingga menjadi contoh atau role model karena berhasil menjadi Kampung Wisata Edukasi mengenai urban farming hingga pengelolaan sampah," ucap Adriana.
Adriana atau yang akrab disapa Aan berharap para Insinyur baru ini tidak menghentikan langkah mereka untuk berkembang sampai sini saja dan terus menambah kapasitas dan kualitas mereka melalui peran mereka untuk negara. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?