Tenaga Pendidik di Banyuwangi Diminta Sensitif Terhadap Perubahan Perilaku Siswa
Pasca insiden itu, Dispendik langsung melakukan pembinaan kepada pihak sekolah. Kepala sekolah dan para guru dikumpulkan untuk mereview ulang sistem penyelenggerakan pendidikan di sekolah tersebut.
Kabupaten Banyuwangi, SJP - Dinas Pendidikan Banyuwangi meminta tenaga pendidik meningkatkan sensitifitas terhadap perubahan perilaku siswa.
Hal itu disampaikan Kepala Dispendik, Suratno sebagai bentuk respon pasca insiden perundungan dan penganiayaan yang menimpa siswa SMPN 4 Banyuwangi.
Pasca insiden itu, Dispendik langsung melakukan pembinaan kepada pihak sekolah. Kepala sekolah dan para guru dikumpulkan untuk mereview ulang sistem penyelenggerakan pendidikan di sekolah tersebut.
"Kami meminta agar membuat sistem layanan pendidikan yang lebih sensitif sehingga bisa mendeteksi dini (jika ada masalah) di sana," kata Suratno, Senin (16/10/2023).
"Sehingga kalau ada tanda-tanda problem pada anak bisa diketahui lebih cepat dan mudah ditangani," imbuhnya.
Dispendik juga memberikan pendampingan kepada RDA (13) siswa kelas 2 SMPN 4 Banyuwangi yang mengalami retak tulang usai diduga dianiaya temannya.
Pendampingan diberikan agar korban dapat melalui masa trauma, sembuh dari dampak kekerasan yang dialami, dan bisa kembali bersekolah dengan aman.
"Sudah kami lakukan pendampingan. Korban sudah kami dampingi untuk bisa sampai selesai masa sulitnya," jelasnya.
Tidak hanya pada korban, pendampingan juga diberikan kepada terduga pelaku berinisial B. Ia juga masih berstatus siswa dan berusia di bawah umur. Akan tetapi, proses pendampingan bakal didahului dengan koordinasi dengan penegak hukum.
"Untuk terduga pelaku, kami koordinasi dengan aparat penegak hukum, sejauh mana pendampingan bisa kami lakukan. Dinas Pendidikan punya satu prinsip, baik korban maupun pelaku, sekolahnya harus tetap dijamin," tandasnya. (*)
Editor : Queen Ve
What's Your Reaction?