Tak Lekang Zaman, Jaranan Turonggo Mustiko Bawono Hibur Pengunjung KBS
Seni budaya Jaranan Turonggo Mustiko Bawono pimpinan mbah Herujanto, asal Lumajang ini, merupakan tarian ini sarat dengan filosofi dan nilai-nilai luhur yang diturunkan sebagai warisan karya adiluhung dari leluhurnya.
Surabaya, SJP - Di tengah hiruk pikuk kota Surabaya, masih terdengar denting gamelan dan lenggok penari yang menghipnotis penonton panggung hiburan rakyat.
Mereka adalah kelompok seni jaranan Turonggo Mustiko Bawono milik Mbah Herujanto, sosok pelestari budaya yang dedikasinya tak lekang digerus zaman.
Ditemui tim suarajatimpost.com, Ahad (24/12/2023) usai mengisi panggung hiburan rakyat semarak KBS (Kebun Binatang Surabaya) ceria akhir tahun, Mbah Heru sapaan akrabnya, mengatakan jika seni Jaranan Turonggo Mustiko Bawono ini bukan sekadar tarian hiburan biasa
Seni budaya Jaranan Turonggo Mustiko Bawono pimpinan mbah Herujanto, asal Lumajang ini, merupakan tarian ini sarat dengan filosofi dan nilai-nilai luhur yang diturunkan sebagai warisan karya adiluhung dari leluhurnya.
"Gerakan para penari yang lincah dan dinamis bagaikan kuda gagah perkasa, melambangkan semangat pantang menyerah dan kegigihan dalam berjuang," ulasnya.
"Turonggo Mustiko Bawono itu artinya kuda sakti yang gagah berani. Tarian ini mengajarkan kita untuk selalu teguh pendirian, pantang menyerah, dan terus berjuang meski menghadapi tantangan," tutur Mbah Herujanto, matanya berbinar-binar meski guratan waktu tergambar jelas di wajahnya.
Tak hanya gerakan, kostum dan properti yang digunakan pun sarat makna. Kuda terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi kain berwarna-warni, melambangkan kesederhanaan namun penuh kreativitas.
Olehnya diceritakan, bunyi lonceng yang berdentingan seiring langkah penari, menjadi pengingat untuk selalu waspada dan sigap menghadapi rintangan.
Dedikasi Mbah Herujanto dalam melestarikan seni jaranan ini juga turut mengisi di hiburan panggung rakyat KBS mulai tanggal 24 Desember ini.
"Besok ada campursari, terus reog tanggal 26, 27 campur sari lagi dan tanggal 30 Drsember 2023 mengundang sinden bule Hungaria dan Gareng Pacitan. Tanggal 1 nya ada Rina Aditama,” terangnya.
Menurut Mbah Heru, kiprahnya sebagai pembina seni budaya dan sanggar dan campursari mustiko lestari ini bertujuan bukan pada bisnis seni. Namun, lebih pada bentuk apresiasikan bagi generasi muda sebagai penerus pelestari seni budaya tetap ada dan terjaga.
Di usianya yang tak lagi muda, ia secara tekun melatih generasi muda Surabaya untuk menjadi penerus warisan budaya ini.
"Saya ingin jaranan Turonggo Mustiko Bawono ini terus hidup, dimainkan dari generasi ke generasi. Seni ini bukan hanya hiburan, tapi juga sarana menanamkan nilai-nilai penting seperti kegigihan, keberanian, dan kegotongroyongan," ujar Mbah Herujanto penuh harap.
Harapan Mbah Herujanto pun mulai bersemi. Kelompok seni jaranan Turonggo Mustiko Bawono kini kerap diundang tampil di berbagai acara, mulai dari festival budaya hingga pertunjukan seni.
Penampilan mereka yang enerjik dan sarat pesan, berhasil memikat perhatian penonton dari berbagai kalangan.
Tak hanya sebagai hiburan, sambung mbah Heru, seni jaranan Turonggo Mustiko Bawono ini juga kerap menjadi jembatan untuk mengenalkan budaya dan tradisi kepada generasi muda.
"Melalui tarian ini, mereka belajar tentang pentingnya melestarikan warisan leluhur dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Gambaran itu nampak lewat kepakan kepang jaran pegon yang indah dipandang tandai kelembutan dalam setiap sapaan gerakan dimainkan penari jaranan," lukis mbah Heru dalam berbagi cerita.
Jaranan Turonggo Mustiko Bawono adalah bukti bahwa seni tidak lekang oleh waktu. Dengan semangat pantang menyerah dan dedikasi yang tulus, Mbah Herujanto berhasil membuat seni ini terus hidup dan menjadi hiburan dari generasi sepanjang masa.
Kisah ketekunannya melestarikan budaya ini pun menjadi pengingat bagi semua orang untuk terus menghormati dan menjaga warisan leluhur agar tak lekang dimakan zaman.
"Pesan moralnya penikmat hiburan seni budaya tradisional jaranan Turonggo Mustiko Bawono mengingatkan kita semua akan pentingnya melestarikan warisan budaya.
Seni tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan mengajarkan tentang pentingnya pantang menyerah dalam menghadapi tantangan jalani kehidupan tanpa ragu melangkah dan tetap waspada selalu berpegang teguh kepada sang pencipta, Gusti Allah SWT.
"Dengan semangat pantang menyerah dan dedikasi yang tulus, kita semua dapat berperan dalam menjaga warisan budaya agar tetap lestari dan menjadi kebanggaan bangsa," tutur mbah Heru akhiri wawancara.
Senada, di tengah lokasi pertunjukkan diakui Sugito sekeluarga saat nikmati panggung hiburan seni Jaranan Turonggo Mustiko Bawono itu berucap senang dan puas dengan atraksi pemain dan penari jaranan diiringi musik gamelan dan kibasan suara pecut, diatas panggung berbunyi keras terdengar.
"Setar..cetar..cetarrr...seolah menyatu bak selintas kuda kepang asyik menghibur pengunjung," ucapnya.
"Saya kebetulan dari Kediri mas. Dapat kabar dari teman kalo di KBS ada hiburan jaranan turonggo. Jadi saya ajak keluarga sempatkan nonton sambil liburan sekalian. Karna semua kebetulan suka dengan tampilan tarian jaranan dan saat ada aksi ritualnya tambah seru aksi panggungnya," cetus Sugito bersama keluarga di KBS. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?