Sepanjang 2024, Kasus DBD di Sampang Tembus 604 Penderita
Data tersebut diperoleh berdasarkan laporan 22 puskesmas kepada Dinkes KB Kabupaten Sampang
SAMPANG, SJP – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sampang semakin meningkat. Bahkan saat ini, sudah menembus 604 penderita.
Data tersebut berdasar laporan yang diterima Dinas Kesehatan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kabupaten Sampang dari 22 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sejak Januari hingga November 2024.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes KB Sampang, Samsul Hidayat membenarkan adanya peningkatan signifikan jumlah penderita DBD di Kabupaten Sampang
"Tingginya jumlah penderita DBD adalah dampak perubahan cuaca serta kurangnya masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya, Rabu (18/12/2024).
Pihaknya mengaku telah berupaya maksimal untuk menekan kasus DBD agar tidak semakin tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan, yaitu abatisasi dan pengasapan di tempat yang rawan nyamuk penular DBD.
Selain itu, masyarakat diimbau agar konsisten menerapkan pola 3M. Yakni, menguras tempat penampungan air; menutup tempat penampungan air; dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Samsul menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang telah menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan sejumlah pihak. Termasuk dengan 22 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang ada di Kabupaten Sampang.
Penekanan utama dalam rapat tersebut yaitu bagaimana masyarakat bisa meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Baik di rumah atau pun di lingkungan masyarakat dengan 3M plus: menutup, mengubur, dan menguras tempat yang tergenang air.
"Karena itu salah satu tempat nyamuk dewasa bertelur," pungkasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Muhammad Zyn (RSMZ) Sampang, dr. Bhakti Setyo mengungkapkan, sebagian besar pasien DBD yang dirawat di RSUD Sampang adalah anak-anak.
Namun diakuinya, pasien yang membeludak saat ini tidak hanya dipenuhi oleh penderita DBD. Banyak juga pasien yang menderita infeksi saluran pernapasan dan penyakit lain yang umumnya terjadi di musim pancaroba, seperti stroke.
“Untuk kasus DBD, memang ada peningkatan. Tetapi belum signifikan. Sejak 1 hingga 12 Desember 2024, kami telah merawat sekitar 80 kasus DBD di rumah sakit," tandasnya. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?