Sejarah Panjang Fenomena Invasi Ubur-Ubur di Perairan Utara Probolinggo

Kemunculan ubur-ubur ini memberikan dampak negatif bagi nelayan kecil, pemancing ikan, dan penjaring ikan. Namun, fenomena ini juga memberikan manfaat edukatif.

22 May 2024 - 19:30
Sejarah Panjang Fenomena Invasi Ubur-Ubur di Perairan Utara Probolinggo
Fenomena invasi ubur-ubur di perairan utara Probolinggo memiliki sejarah panjang. (Armandsyah/SJP)

Kota Probolinggo, SJP - Fenomena invasi ubur-ubur di perairan utara Probolinggo telah menjadi sorotan sejak pertama kali tercatat pada tahun 1970.

Terjadi secara berkala, biasanya saat pergantian musim, kemunculan ubur-ubur ini membawa dampak signifikan bagi masyarakat setempat.

Menurut Hasbi, warga setempat, ubur-ubur muncul di permukaan air dalam jumlah besar dan sering bergerombol mencari pantai dengan air hangat untuk berkembang biak.

“Suhu air laut yang hangat menyediakan banyak ikan kecil dan plankton, makanan favorit ubur-ubur,” ujar warga Mayangan ini, Rabu (22/05/2024).

Kemunculan ubur-ubur ini memberikan dampak negatif bagi nelayan kecil, pemancing ikan, dan penjaring ikan. Namun, fenomena ini juga memberikan manfaat edukatif.

Siswa dari lereng Gunung Bromo mendapatkan kesempatan untuk melihat dan mempelajari langsung bentuk dan anatomi hewan laut ini di Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM) Kota Probolinggo.

Dilansir dari berbagai sumber, pada masa lalu, ubur-ubur di perairan ini menjadi komoditas ekspor yang laris ke Hongkong dan Jepang, diolah menjadi hidangan pembuka.

Namun, karena kemunculan ubur-ubur semakin jarang, pabrik pengolahan makanan berbahan ubur-ubur di Kecamatan Sumberasih tutup pada tahun 1990.

Secara keseluruhan, invasi ubur-ubur di Probolinggo merupakan fenomena alam yang menarik dengan berbagai dampak bagi masyarakat setempat, baik secara ekonomi maupun edukatif.

Fenomena ini biasanya terjadi saat pergantian musim dari hujan ke kemarau, khususnya di Perairan Pantai Mayangan.

Ubur-ubur di sini memiliki variasi warna yang beragam, muncul ketika suhu air laut berubah, khususnya saat musim panas atau angin bertiup dari arah timur.

Puncak kemunculan biasanya terjadi pada bulan Oktober dan November, meskipun ada laporan kemunculan lebih awal seperti pada April 2022.

Jenis ubur-ubur yang muncul sangat beragam, mulai dari warna kemerah-merahan, kebiru-biruan, hingga keputih-putihan. Mereka biasanya muncul di tepian perairan atau pantai.

Penting untuk diingat bahwa beberapa jenis ubur-ubur bisa beracun dan perlu diolah terlebih dahulu jika akan digunakan. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow