Science Film Festival 2023 Ajak Anak Didik Belajar Sains Dengan Mudah dan Menyenangkan

Festival Film ini akan berlangsung mulai 21 Oktober hingga 30 November 2023 yang akan diikuti oleh anak didik di jenjang SD hingga SMA dari 70 Kabupaten dan Kota di Indonesia, untuk Kota Surabaya sendiri setidaknya akan ada 18 sekolah yang diundang.

02 Nov 2023 - 12:15
Science Film Festival 2023 Ajak Anak Didik Belajar Sains Dengan Mudah dan Menyenangkan
Siswa kelas 4 SD Kaliasin V Surabaya saat menonton pemutaran film pertama SFF 2023 yang berjudul

Surabaya, SJP - Science Film Festival (SFF) 2023 oleh Goethe-Institut Indonesia kembali hadir dan kali ini ingin mengajak para anak didik dari berbagai sekolah di Indonesia, untuk belajar sains dengan mudah melalui beragam kegiatan dengan tajuk "Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB".

"Acara ini merupakan agenda tahunan dari Goethe-Institut tentang pendidikan, dan kali ini Wisma Jerman ditunjuk sebagai Mitra untuk menyelenggarakan SFF 2023," jelas Dhahana Adi selaku Cultural Program Assistant Wisma Jerman, Kamis (2/11/2023).

"Negara Jerman sendiri dikenal sebagai negara sains, jadi dari acara ini juga menjadi salah satu metode kita untuk mengenalkan ke anak, bahwa belajar sains itu mudah melalui pemutaran film dan kegiatan eksperimen," tambahnya dengan mengutip ucapan Mike Neuber selaku Direktur Wisma Jerman saat memberikan sambutan.

Sebagai mitra Goethe-Institut Indonesia, Wisma Jerman juga berkesempatan membuka agenda festival di Kantor Wisma Jerman sekaligus menjadi Venue untuk pemutaran film hari pertama SFF 2023.

Festival Film ini akan berlangsung mulai 21 Oktober hingga 30 November 2023 yang akan diikuti oleh anak didik di jenjang SD hingga SMA dari 70 Kabupaten dan Kota di Indonesia, untuk Kota Surabaya sendiri setidaknya akan ada 18 sekolah yang diundang.

"Total akan ada 18 film tentang restorasi ekosistem dari 12 negara yang akan diputar selama pagelaran SFF 2023, diantaranya dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Chile, Indonesia, Inggris, Jerman, Kazakhstan, Kolombia, Tanzania, dan Thailand," tutur Adi.

Tema restorasi ekosistem sendiri diambil karena mengacu pada tenggat pencapaian 'Tujuan Pembangunan Berkelanjutan' yang diyakini oleh para ilmuwan sebagai jendela terakhir untuk mencegah terjadinya perubahan iklim yang menjadi ancaman bagi ekosistem di bumi.

Dalam gelaran SFF 2023 di Surabaya, Wisma Jerman juga berkolaborasi dengan IFI (Institut Francais Indonesia) Surabaya, FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya.

"Selain bekerja sama dalam hal pengadaan venue festival, kami ingin kerja sama ini juga menjadi kesempatan berbagai lembaga pendidikan dan budaya untuk bisa saling mengenalkan diri ke anak didik dan saling berjejaring satu sama lain," ucap Adi.

Dijelaskan oleh Adi bahwa Venue gelaran SFF 2023 tidak hanya berlokasi di Wisma Jerman saja, namun nanti akan diadakan juga di Auditorium IFI Surabaya (3 November), Aula Fisip Unair (6 November) dan Auditorium UH EK Petra Surabaya (7-9 November) dengan mengundang siswa sekolah lain untuk hadir secara gratis.

"Meski sempat dilaksanakan secara online di 3 tahun terakhir akibat pandemi, ternyata antusiasme peserta malah semakin tinggi di tahun ini. Bahkan banyak sekolah yang sudah pernah ikut SFF di tahun sebelumnya ingin ikut kembali," tandasnya.

Peserta didik yang hadir pada pemutaran film gelombang pertama di Kantor Wisma Jerman sendiri adalah anak didik kelas 4 Sekolah Dasar (SD) Kaliasin, Surabaya. 

Adapun Kepala Sekolah dari Sekolah Dasar (SD) Kaliasin V, Surabaya yaitu Supartin yang mengungkapkan rasa senangnya karena mendapat undangan untuk ikut hadir dalam pagelaran SFF 2023 di Kota Surabaya.

"Awal kali kami mendapatkan undangan, saya langsung konsultasikan ke para guru dan anak-anak tentang kegiatan ini dan ternyata mereka cukup senang dan penasaran tentang Wisma Jerman," ungkap Supartin kepada suarajatimpost.com

Selain pemutaran film, Supartin juga menambahkan bahwa nantinya akan ada kegiatan eksperimen sederhana dan pembuatan miniatur roket yang akan langsung dilakukan setelah pemutaran film dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar.

Pihak Wisma Jerman sendiri berharap dengan adanya kegiatan seperti ini para anak didik bisa mendapatkan pemahaman bahwa sains itu mudah. Selain itu SFF 2023 juga diharapkan bisa menjadi sarana jejaring antar sekolah, guru, lembaga budaya dan pendidikan hingga masyarakat di Surabaya dan Indonesia. (*)

Editor : Queen Ve

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow