Santri, Kiai dan Nahdliyin Kota Kediri Titip Harapan pada Vinanda dan Gus Qowim
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh ulama dan para pengasuh pondok pesantren di Kota Kediri. Antara lain, pengasuh PP. Maunahsari Bandar Kidul, KH. Abdul Hamid. Pengasuh PP Salafiyah Bandar Kidul, KH. Sholeh Abdul Jalil. Pengasuh PP HMS Lirboyo, KH. An’im Falahuddin.
KOTA KEDIRI, SJP - Forum Komunikasi Santri Kota Kediri menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di komplek aula Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Selasa (22/10/2024).
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh ulama dan para pengasuh pondok pesantren di Kota Kediri. Antara lain, pengasuh PP. Maunahsari Bandar Kidul, KH. Abdul Hamid. Pengasuh PP Salafiyah Bandar Kidul, KH. Sholeh Abdul Jalil. Pengasuh PP HMS Lirboyo, KH. An’im Falahuddin.
Selain pimpinan pondok pesantren dan para tokoh ulama Nahdlatul Ulama (NU), hadir pula pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Kediri, Vinanda Prameswati dan KH Qowimuddin Thoha alias Gus Gowim. 200 lebih tokoh masyarakat se Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri juga turut hadir.
Dalam kesempatan itu, KH. Abdul Hamid menyampaikan, salah satu ciri santri adalah “nderek kiai” alias ikut kiai. Karena kiai akan mengarahkan santri pada kebaikan. Di akhir pidatonya, KH. Hamid mendoakan pasangan Vinanda dan Gus Gowim untuk bisa memimpin Kota Kediri.
Doa dan harapan tersebut sebagai bentuk kepedulian, sekaligus impian besar KH Hamid kepada ketua harian Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN) Kota Kediri dan pengasuh PP Al-Ishlah Bandar Kidul itu. Mereka dinilai implementasi dari pasangan nasionalis dan religius yang berprinsip dasar ahlus sunnah wal jamaah an-nahdiyah.
Diketahui, KH. Abdul Hamid merupakan salah satu tokoh ulama NU di Kota Kediri yang sangat disegani karena keilmuannya. Para santri, serta umat muslim di Kota Kediri tawadu dengan dawuh-dawuhnya.
Acara tersebut juga diisi dengan dialog yang dipimpin oleh KH. Oing Abdul Muid alias Gus Muid. Dia merupakan ketua Forum Santri Kota Kediri. Dalam dialognya, beberapa peserta menyampaikan harapan dan pesan kepada paslon nomor urut 01, Mbak Vinanda dan Gus Qowim.
Ada beberapa aspirasi yang disampaikan dalam forum tersebut. Salah satunya, Kiai Syansuri dari Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Dia memohon agar makam Setonogedong lebih diperhatikan. Sebab, makam itu menjadi tujuan wisata religi. Kemudian, Kiai Saiful meminta insentif guru ngaji dan madin dinaikkan.
Aspirasi dan harapan para santri, kiai serta kaum nahdliyin kepada pasangan pemuda dan tokoh ulama itu memang sangat mendasar. Sebab, paslon yang diusung oleh mayoritas partai politik itu memiiki visi dan misi mewujudkan Kediri Mapan. Salah satunya menciptakan Kota Kediri yang agamis.
Mbak Vinanda dan Gus Qowim disebut akan merealisasikan penguatan tatanan sosial dan sumber daya manusia (SDM) yang berketuhanan dengan nilai kerukunan untuk membentuk seft control. Komitmen itu akan ditunaikan melalui Program Sapta Cita.
Dari tujuh program kerja tersebut, salah satunya berbasis pada pesantren, santri dan guru ngaji berupa peningkatan insentif mereka. Program itu dinamakan dengan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan atau disingkat Merata. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?