Ramadan Tiba, Mercon Spiritus Tetap Jadi Idola Anak-Anak di Jember

Belasan anak menyambut Ramadan di Kecamatan Kencong dengan berbagai cara, salah satunya bermain mercon spiritus untuk menunggu berbuka puasa tiba

12 Mar 2024 - 16:45
Ramadan Tiba, Mercon Spiritus Tetap Jadi Idola Anak-Anak di Jember
Anak anak sedang bermain mercon spiritus saat ditemani orang tua (Ulum/SJP)

Kabupaten Jember SJP - Puasa Ramadan yang mulai dilakukan oleh umat muslim seluruh dunia pada hari Selasa, 12 Maret 2024 disambut dengan riang gembira. 

Tidak kalah bahagianya anak anak yang berada di kabupaten Jember, tepatnya di Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong.

Belasan anak menyambut Ramadan dengan berbagai cara, salah satunya bermain mercon spiritus untuk menunggu berbuka puasa tiba.

Sebenarnya berbahaya karena mercon yang berbahan amunisi spiritus itupun mudah terbakar, karena beroktan tinggi seperti halnya Pertamax.

Namun mercon yang dirakit setiap Ramadan tersebut terbilang beresiko kecil ketika ada pengawasan orang tua ketika bermain.Karena pemberian amunisi spiritus tidak terlalu banyak.

Pembuatan mercon dari kaleng bekas minuman berbahan dasar spiritus tersebut sangat mudah, yaitu anak anak mendesain dan menempelkan satu sama lain kaleng yang sudah dilubangi lalu di rekatkan pakai Lem G.

Setelah tersusun rapi, dengan diameter kaleng 20 sentimeter melingkar dan panjang 80 centi meter, dan atasnya diberi pemantik dari bekas korek api bensol, akhirnya mercon spiritus siap digunakan oleh anak anak tersebut.

"Kalau pengawasan harus, karena ramadan jika tidak ada mercon kurang afdol, dan kurang meriah.Yang penting di temani dan di edukasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan," kata seorang warga bernama Tama Dewasa di sela sela anak anak sedang bermain mercon spiritus.

Tidak hanya itu saja, meski mercon spiritus tidak berdampak terlalu buruk namun jika dilakukan dan tidak ada pengawalan orang tua ketika bermain, maka akan sangat berbahaya, karena aparat sendiri tidak memperbolehkan bermain petasan dalam bentuk apapun.

"Kita melakukan tradisi, namun juga harus mengedukasi anak anak dengan cara santun, seperti halnya berbahaya bermain petasan dan juga harus di awasi orang tua agar tidak melampaui batas hingga terjadi bencana," jelasnya. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow