Produksi Terhambat, Perajin Genteng di Sampang Minta Pemerintah Beri Solusi

Berharap ada solusi dari pemerintah untuk para perajin genteng, semisal bantuan berupa alat pengering buatan atau teknologi modern.

03 Jan 2025 - 20:32
Produksi Terhambat, Perajin Genteng di Sampang Minta Pemerintah Beri Solusi
Penajin sedang menjemur genteng di Desa Tlambah, Kecamatan Karang Penang (Fadil/SJP)

SAMPANG, SJP - Perajin genteng di Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang mengaku produksi saat ini menurun. Alasannya, karena cuaca yang tidak mendukung dan seringnya turun hujan. Sehingga, proses pengeringan memakan waktu lama dibanding musim kemarau.

Semula proses pengeringan genteng hanya butuh waktu dua atau tiga hari di musim kemarau. Sedangkan di musim hujan, itu bisa sampai satu minggu, bahkan lebih. Selain berdampak pada produktivitas, juga kepada pendapatan.

Salah seorang perajin genteng di Desa Karang Penang, Lamri mengungkapkan, musim hujan menjadi tantangan besar baginya. Sebab produksi terhambat tidak seperti musim kemarau.

“Untuk saat ini hanya bisa satu kali saja, karena genteng yang belum kering tidak bisa dibakar. Jadi kami terpaksa menunggu keringnya dulu, sekira satu minggu lebih, tergantung keadaan cuaca,” ucap Lamri, Jumat (3/1/2025).

Lamri menjelaskan, proses pengeringan yang lama bisa menyebabkan genteng menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.

“Kalau terlalu lama basah, genteng bisa retak atau berubah bentuk. Itu jadi rugi buat kami,” katanya.

Selain itu, kata Lamri, saat ini harga genteng mengalami kenaikan, dikarenakan stok barang yang sedikit. Sedangkan permintaan dari konsumen banyak.

“Harganya saat ini mengalami kenaikan karena stok barangnya sedikit. Kami di sini menjual dengan harga kisaran Rp 1,3 juta hingga Rp 1,4 juta per 1.000 bijinya, itupun belum termasuk biaya ongkos kirim (ongkirnya),” terangnya.

Sementara, Faiz, perajin lainnya juga mengalami hal yang sama. Yaitu, musim hujan tidak hanya berdampak pada proses produksi, tetapi juga meningkatkan biaya operasional.

“Kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk para pekerja pada saat melakukan proses pengeringan. Karena pada saat musim hujan, penjemurannya tidak hanya dilakukan sekali,” tuturnya dengan nada halus.

“Kami berharap ada solusi dari pemerintah untuk para perajin genteng, semisal bantuan berupa alat pengering buatan atau teknologi modern yang dapat membantu perajin tetap produktif di tengah cuaca yang tidak menentu,” pungkasnya.

Sementara, Iwan, perajin genteng dari Desa Tlambah Kecamatan Karang Penang, tetap memproduksi genteng meskipun harus kesulitan dalam hal penjemuran.

"Sulitnya di tahap pembuatan genteng, dikarenakan waktu dijemur tidak maksimal karena musim hujan," tutupnya. (*) 

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow