Prioritaskan Keuangan, Ekonom Dorong Kabinet Prabowo untuk Atasi Kesenjangan Layanan Finansial
pentingnya inklusi keuangan sebagai prioritas bagi pemerintah baru. Akses terhadap layanan keuangan masih menjadi tantangan besar bagi banyak warga
Suarajatimpost.com - Menjelang transisi pemerintahan baru pada 20 Oktober, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah mulai merancang kabinetnya dengan melibatkan beberapa tokoh kunci sebagai menteri. Pemerintahan yang baru ini membuka peluang besar untuk mengatasi kesenjangan akses layanan keuangan di Indonesia, terutama bagi populasi yang kurang terlayani.
Piter Abdullah Rejalam, seorang ekonom senior sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, menekankan pentingnya inklusi keuangan sebagai prioritas bagi pemerintah baru. Akses terhadap layanan keuangan masih menjadi tantangan besar bagi banyak warga, terutama di daerah pedesaan dan masyarakat berpenghasilan rendah.
“Kabinet baru harus menerapkan kebijakan yang memfasilitasi akses keuangan bagi populasi yang kurang terlayani dengan layanan keuangan yang mudah diakses di Indonesia ini,” ujar Piter, yang juga merupakan anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), dalam pernyataan persnya pada Rabu (16/10/2024).
Dalam konteks ini, lembaga keuangan inovatif semakin diperlukan. Piter mencatat bahwa industri Layanan Keuangan Digital di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan banyak perusahaan yang berkontribusi pada peningkatan inklusi keuangan. Contohnya, KoinWorks dan Bank Saqu, yang menyasar segmen 'solopreneurs', serta penyedia layanan digital seperti Gopay dan Ovo, menunjukkan bagaimana teknologi dapat mengatasi kesenjangan dalam akses keuangan.
“Dengan memanfaatkan alat seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin, perusahaan-perusahaan ini mentransformasi aksesibilitas layanan keuangan, menjadikannya lebih mudah dijangkau oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta masyarakat yang kurang terlayani,” jelas Piter.
Sebagai contoh, KoinWorks baru-baru ini meluncurkan berbagai program edukatif dalam rangka memperingati Bulan Inklusi Keuangan 2024, yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM dan masyarakat luas.
“Komitmen kami untuk memberikan layanan keuangan yang bertanggung jawab dan produktif tercermin dalam pendekatan inovatif kami,” kata Benedicto Haryono, CEO dan Co-Founder KoinWorks Group.
Benedicto menambahkan bahwa dengan memanfaatkan AI dan pembelajaran mesin, mereka dapat mempercepat proses pengajuan pinjaman dan menciptakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan unik UMKM di Indonesia. Inisiatif ini sangat relevan, mengingat indeks literasi keuangan di Indonesia berada di angka 65,43% dan indeks inklusi keuangan mencapai 75,02%. Meskipun ada kemajuan, masih ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pemahaman tentang produk keuangan digital di kalangan populasi yang kurang terlayani.
"Program kami bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan individu agar dapat memanfaatkan layanan keuangan digital dengan bijak," tambah Benedicto. (**)
sumber: investor.id
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?