Polres Malang Dapat Laporan Pedagang Sate Cabuli Anak di Bawah Umur

Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur melibatkan pria seorang pedagang sate yang mencabuli anak di bawah umur penderita gangguan mental

02 Feb 2024 - 15:45
Polres Malang Dapat Laporan Pedagang Sate Cabuli Anak di Bawah Umur
Ilustrasi (tiwa/SJP)

Kabupaten Malang, SJP — Pria penjual sate asal Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang jadi buronan usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Satreskrim Polres Malang atas perkara pencabulan anak di bawah umur.

Panit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang, Aiptu Erleha BR Mah benarkan pesan tersebut. 

Erleha katakan jika pelaku EM alias Edi (52) menggauli AUP (14) yang merupakan tetangganya. 

Bahkan tindakan tersebut sudah dilakukan Edi secara berulang kali dan kabarnya ia jadi buron sudah menyebar di WhatsApp dalam pesan berantai.

"Kami menerima laporan dari ayah korban sejak 4 Desember 2023 lalu. Keterangannya itu dia disetubuhi sama tetangganya. Ia adalah teman ayah kandungnya," ujar Leha sapaan akrab Erleha ketika dikonfirmasi, Jumat (2/2/2024).

Leha melanjutkan, usai terima laporan tersebut ia langsung melakukan penyelidikan dan memanggil EM ke Polres untuk dimintai keterangan. 

Pelaku dua kali mangkir dari panggilan polisi dan saat didatangi dirumahnya.

"Kami cek ke rumah, rumahnya kosong. Bahkan keluarganya konfirmasi bahwa memang kakaknya tidak di tempat dan tidak tahu keberadaannya," terang Leha.

Ketidakhadiran tersangka dalam proses pemeriksaan saksi, lanjutnya, membuat pihak Polres Malang menaikkan kasus tersebut ke tahap penyidikan dengan diperkuat dengan dua alat bukti termasuk keterangan saksi dari korban, keluarga, perangkat desa, warga, dan bukti visum.

Hingga akhirnya kepolisian menaikkan ke gelar perkara dan penetapan tersangka pada 4 Januari 2024.

"Setelah tanggal 4, kita terbitkan penangkapan ke buser. Buser menerangkan tersangka di rumah, ya sudah kita terbitkan DPO pada 15 Januari 2024," bebernya. 

Leha menjelaskan, untuk kondisi pada korban tidak begitu terlihat mengalami trauma, sebab korban memiliki gangguan mental.

"Jadi kalau dilihat dari kasat mata ya dia biasa aja. Apalagi kalau dia bermain HP ya biasa aja gak kelihatan trauma. Cuma yang bisa menjelaskan itu psikolog," imbuhnya. 

Berdasarkan penuturan keluarga, korban mengidap gangguan mental usai kecelakaan.

Sampai saat ini, korban juga rutin mengkonsumsi obat dan kontrol ke puskesmas rujukan dari rumah sakit jiwa.(*)

editor: trisukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow