Polbangtan Malang bersama Kampung Oase Songo Surabaya Resmikan Rumah Budidaya Maggot.
Surabaya, SJP - Kampung Eduwisata Oase Songo adakan kegiatan peresmian Rumah Maggot.
Rumah Maggot berfungsi sebagai biokonversi sampah organik untuk penguatan ketahanan pangan dan eduwisata kampung berbasis pemberdayaan masyarakat.
Program budidaya Maggot adalah hasil kolaborasi dari Kampoeng Oase Songo dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Kementerian Pertanian (Kementan) yang termasuk dalam program penelitian dan pengabdian masyarakat.
Ketua Prodi Agribisnis Peternakan Polbangtan Malang, Luki Amar Hendrawati SPt.MSc, jelaskan bahwa kehadiran program ini sesuai dengan Tri Dharma Universitas, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Peresmian di bulan November ini memberikan kesan spesial karena berhasil untuk merealisasikan rumah budidaya maggot sesuai dengan target tenggat waktu mereka di awal.
"Peresmian ini sesuai target, kita baru masuk itu bulan September 2023, akhirnya kita mulai bergerak dan sudah direncanakan bahwa bulan November bisa launching, terbukti ternyata sesuai," jelas Luki, Jum'at (24/11/2023).
Maggot yang digunakan adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) atau lalat hitam yang memang banyak hidup di daerah tropis seperti Indonesia.
"Mereka (maggot BSF) suka makan sampah yang bau, atau sampah organik seperti limbah rumah tangga, entah itu makanan, sisa sayur. Itu merupakan ide awal pemanfaatan larva BSF," tuturnya.
Tujuan Polbangtan dan Kampung Oase Songo mengenai kehadiran budidaya maggot sendiri sama, yakni perwujudan Zero Waste.
Metode ini sekaligus bermanfaat sebagai penambah pemasukan warga kampung karena maggot bisa menghasilkan berbagai produk turunan yang bermanfaat dan menguntungkan.
"Produk turunan dari maggot ini banyak, pertama dry maggot (maggot kering) bisa untuk pakan ternak, bisa juga diolah menjadi tepung untuk campuran suplemen hewan peliharaan," ungkap Luki.
"Bahkan saat sudah mati dan menjadi kasgot atau bekas maggot, juga tetap bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, karena kandungan proteinnya yang tinggi dan itu baik untuk tanaman," lanjutanya.
Pemilihan lokasi pengabdian masyarakat di Surabaya, tepatnya di Kampung Oase songo sendiri dikarenakan ketertarikan pihak Polbangtan terhadap perwujudan Urban Farming, salah satunya adalah budidaya maggot di tengah Kota yang lahannya sempit.
"Di Kabupaten Malang kami sering melakukan pendampingan mengenai pertanian dan budidaya di lahan yang luas, sekarang kita ingin coba di tengah Kota dengan metode Urban Farming," ujar Luki kepada suarajatimpost.com.
Adapun Dr. Ir. Siswoyo,MS selaku koordinator dari program tersebut mengungkapkan bahwa sudah ada rencana kedepannya untuk meningkatkan Urban Farming di Kampung Oase Songo denaygan membuat kebun anggur dan budidaya kelinci.
"Kami harap juga mudahan-mudahan kampung ini bisa menjadi ikon atau contoh bagi kampung lainnya untuk ikut mauembuat Urban Farming yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat." tandasnya.
Kegiatan peresmian rumah maggot sekaligus penandatanganan MOU dan penyerahan Plakat secara seremonial ini sendiri dilaksanakan langsung di Kampung Oase Songo tepatny di jl. Simoholir II H no. 14 Kel. Simomulyo Baru, Kec. Sukomanunggal, Surabaya. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?