Peternak Harus Pahami Penyakit Lato-Lato

Virus lumpy skin disease disebarkan melalui serangga penghisap darah seperti lalat, nyamuk, dan kutu spesies tertentu. Berikut cara mengidentifikasi, mengobati dan merawat ternah yang terindikasi LSD,

15 Feb 2024 - 11:00
Peternak Harus Pahami Penyakit Lato-Lato
Ternak sapi (Foto : Freepik)

PENYAKIT lato-lato atau lumpy skin disease (LSD) umumnya menyerang sapi atau kerbau, dan terkadang bisa menyebabkan kematian. Jika hewan sudah terserang penyakit ini, maka dagingnya tidak layak dikonsumsi.

Penyakit lato-lato adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi LSDV, yang merupakan bagian dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae. Virus ini dapat menginfeksi hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Namun, kasusnya pada kambing dan domba belum ditemukan.

Virus lumpy skin disease disebarkan melalui serangga penghisap darah seperti lalat, nyamuk, dan kutu spesies tertentu. 

Penularannya di antara hewan ternak dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi jika sapi yang sehat terkena lesi kulit, air liur, darah, dan susu, oleh sapi yang terinfeksi. 

Sementara itu, penularan secara tidak langsung bisa disebabkan karena penggunaan peralatan kandang atau jarum suntik yang terkontaminasi virus. 

Dilansir dari laman resmi Halodoc, meski sangat menular, penyakit lato-lato tidak akan menginfeksi manusia. 

Mengenal Gejala Penyakit Lato-lato

Masa inkubasi biasanya berlangsung antara 4 hingga 14 hari pasca infeksi. Namun, pada beberapa kasus, periode ini bisa berlangsung lebih lama mencapai 28 hari. Gejala klinisnya bergantung pada umur, ras, dan status imun hewan ternak. 

Meski begitu, umumnya gejala yang akan muncul meliputi:

  • Sapi mengeluarkan kotoran mata dan hidung yang lebih banyak.
  • Penurunan produksi susu.
  • Demam tinggi yang bisa melebihi 41 derajat Celsius.
  • Munculnya nodul yang keras (benjolan) dengan diameter 2 sentimeter (cm) sampai 5 cm yang terdapat di kepala, leher, tungkai, kaki, ekor, dan ambing.
  • Sapi menjadi lemah dan sulit bergerak.
  • Pada kasus yang serius, nodul dapat menutupi di hampir seluruh bagian tubuh, dan dapat berubah menjadi lesi nekrotik dan ulseratif jika tidak segera ditangani.

Cara Mendiagnosis Penyakit Lato-lato

Untuk melakukan diagnosis, dokter hewan akan mengamati dulu gejala khususnya dan nodul kulit pada sapi. Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan metode diagnostik, seperti histopatologi, isolasi virus, dan Polymerase Chain Reaction (PCR). 

Dari ketiganya, isolasi virus dan PCR adalah metode terbaik untuk mendiagnosis penyakit. Alasannya kedua metode tersebut melibatkan tes laboratorium yang menentukan jenis virus yang ada. 

Metode ini penting dilakukan karena virus penyebab adalah karakteristik utama dari penyakit ini.

Cara Merawat Hewan Ternak yang Terjangkit Penyakit Lato-lato

Sayangnya belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi lumpy skin disease. Pengobatan biasanya dilakukan untuk mengatasi gejalanya dan mendukung kondisi hewan ternak. Berikut perawatan pendukung yang dapat dilakukan untuk menjaga kondisi hewan:

  • Semprotan luka. Produk ini digunakan untuk mengobati lesi kulit agar tidak infeksi.
  • Antibiotik. Dokter hewan mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi dan pneumonia, yaitu komplikasi fatal akibat penyakit ini.
  • Obat penghilang rasa sakit. Membantu mengurangi rasa sakit sehingga mendorong hewan untuk mau makan lagi.
  • Cairan IV. Memberikan nutrisi tambahan dan meringankan gejalanya. Namun, banyak dokter hewan yang tidak merekomendasikannya karena kurang praktis dan efisien.

Apakah Daging Hewan yang Terinfeksi Dapat Dikonsumsi?

Penyakit lato-lato dapat menyerang baik sapi perah maupun sapi pedaging. Mengonsumsi susu dari sapi yang terinfeksi relatif aman sebab penyakit ini tidak termasuk penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia. 

Sementara itu, daging sapi yang berdekatan atau terkena nodul kulit harus dibuang karena tidak layak dikonsumsi. Akan tetapi, daging yang tidak menjadi area munculnya nodul masih diperbolehkan untuk dikonsumsi. (**)

Editor : Tri Sukma
Sumber : Halodoc

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow