Petani Padi di Sampang Diresahkan oleh Hama Burung Pipit
Burung pipit kerap memakan biji padi yang sudah siap panen. Kebiasaan burung pipit yang bertengger di atas tanaman dapat menyebabkan biji padi rontok.
SAMPANG, SJP - Menghadapi musim tanam padi, masyarakat Kabupaten Sampang diresahkan oleh hama burung. Sehingga butuh perhatian khusus dari pemerintah, supaya tidak gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono menjelaskan, burung pipit merupakan jenis hama yang dapat menyerang tanaman padi dan menyebabkan kerusakan.
Burung pipit kerap memakan biji padi yang sudah siap panen. Kebiasaan burung pipit yang bertengger di atas tanaman dapat menyebabkan biji padi rontok.
"Serangan hama burung dapat mengurangi produksi hasil padi milik petani. Sehingga harus ada penanganan," jelasnya, Jumat (06/12/2024).
Suyono kerap menerima laporan dari masyarakat yang tanaman padinya diserang burung pipit. Terutama masyarakat di Kecamatan Jrengik. Kemudian hal itu dilaporkan ke Kementerian Pertanian (Kementan).
"Akhirnya ketika kita sampaikan benar. Dua hari kemudian Kementerian datang dan kita melakukan pengendalian hama burung," ucapnya.
Sebelum pihak kementerian meninjau langsung ke lapangan, dilaksanakan meeting terlebih dahulu untuk memetakan lokasi pertanian yang kerap diganggu oleh hama burung pipit.
Setelah memetakan lokasi rawan hama, kemudian dibahas tentang teknis penanganannya. Yaitu dengan menyebar alat jaring untuk mengadang gerombolan burung pipit.
"Nah, untuk pemasangannya, jaring itu bisa membujur membentuk huruf L atau T. Tapi intinya ketika ada burung yang datang, nanti akan dikirim ke titik yang banyak tadi," terang Suyono.
Selanjutnya, ketika burung-burung itu mendekati jaring, dilempar menggunakan tanah sambil meniup peluit. Otomatis burung akan menyangkut ke permukaan jaring.
Pemasangan alat tersebut tidak membutuhkan tenaga banyak. Bahkan bisa dilakukan oleh satu orang. Namun membutuhkan keahlian khusus. Terutama dalam kecepatannya.
Alat itu dinilai efektif untuk mengendalikan hama burung pipit. Namun Suyono mengaku tidak mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan alat tersebut.
"Kami sudah mendatangkan ahlinya dari Sidoarjo. Bahkan di Jrengik kemarin sekali digunakan bisa tangkap 200 burung. Kalau nanti petani sudah menggunakan alat itu, ahlinya siap menerima setoran burung itu," pungkasnya. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?