Penataan Heritage Kota Pasuruan Sebagai Pendukung Pariwisata

Adapun mengenai pemanfaatan wisata heritage di jalan Pahlawan, nantinya Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Pasuruan berencana akan menjadikan sepanjang jalan tersebut untuk Car Free Night (malam bebas kendaraan bermotor) termasuk sejumlah pertunjukan lain dengan melibatkan komunitas atau kelompok seniman.

23 Apr 2024 - 02:30
Penataan Heritage Kota Pasuruan Sebagai Pendukung Pariwisata
Salah satu haritage yang ada di kota pasuruan (foto isbi /sjp)

Kota Pasuruan, SJP — Kota Pasuruan tidak memiliki destinasi wisata alam seperti gunung.

Oleh karena itu Pemkot Pasuruan dibawah kepemimpinan Wali Kota Pasuruan, H. Saifullah Yusuf menjadikan kawasan heritage sebagai destinasi wisata.

Banyaknya objek heritage khususnya di inti kota yang memiliki nilai sejarah dan digabungkan dengan kelezatan kuliner khas Kota Pasuruan yakni Bandeng Jelak menjadikan potensi yang terus dikembangkan Saifullah Yusuf guna membangkitkan pariwisata Kota Pasuruan.

Pembenahan Kawasan Kota Lama Pasuruan yang saat ini tengah berproses merupakan salah satu upaya yang dilakukan Gus Ipul (panggilan akrabnya,red) untuk mewujudkan Wisata Heritage.

Selain itu Konsep Heritage yang digabungkan dengan kelezatan kuliner semakin dapat mewujudkan Kota Pasuruan menjadi destinasi wisata yang sangat bagus untuk dikunjungi.

Dari perjalanan sejarah panjang tersebut, maka banyak ditemukan warisan bersejarah (heritage) di kota-kota tersebut. Salah satu heritage tersebut adalah bangunan-bangunan lama yang bernilai dan memiliki identitas tersendiri.

Upaya melestarikan dan mengelola bangunan bersejarah penting dilakukan karena menyangkut identitas dan menjadi karakter suatu kota yang dapat menguntungkan suatu kota sampai generasi yang akan datang.

Bangunan-bangunan bersejarah yang ada di berbagai sudut di Kota Pasuruan, merupakan aset penting yang perlu dilestarikan keberadaannya dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata heritage.

Wisata heritage merupakan sebuah perjalanan wisata yang dikemas dengan mengunjungi tempat bersejarah yang penting bagi sebuah daerah atau kota.

Melihat dari Haritage Kota Pasuruan, kawasan heritage kota lama di Kota Semarang, ternyata ada beberapa kesamaan antara Kota Semarang dengan Kota Pasuruan baik secara history mengenai keberadaan bangunan bersejarah, pembangunan payung, termasuk titik nol (0) kilometer yang menjadi satu kesatuan area atau wilayah, maupun soal intervensi pemerintah terhadap bangunan milik swasta.

Hal itu dibuktikan, ketika puluhan jurnalis atau wartawan khususnya yang tergabung dalam wadah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan bersama Kepala Dinas Kominfotik Kota Pasuruan, yaitu Imam Subekti melakukan kunjungan langsung atau studi banding ke Kota Semarang.

Dalam kunjungan tersebut, para rombongan wartawan dan Dinas Kominfotik Kota Pasuruan disambut hangat oleh pihak Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang yang diwakili oleh Bidang Pemasaran, dan Dinas Kominfo Kota Semarang melalui Kabag Komunikasi Pimpinan dan Protokol (Kopimpro) yaitu Drs. Kartika Hedi Aji, beserta Forwakot (forum komunikasi wartawan kota) pada 6 Maret 2024 lalu.

Kabag Komunikasi dan Protokol Kota Semarang Drs Kartika Hedi Aji mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan wisata Heritage, Sumber Daya Manusia (SDM) di kota Semarang khususnya dari pihak stakeholder sudah sangat siap. Karenanya mereka menilai program yang merupakan gagasan Wali Kota Semarang dapat meningkatkan potensi dari Heritage itu sendiri.

"Pengelola heritage yang umumnya merupakan lembaga, swasta maupun yayasan sangat siap dengan program wisata Heritage yang digagas Wali Kota, karena berdampak baik terhadap potensi Heritage dan sejarah maupun perawatan gedungnya," jelasnya.

Perlu kita ketahui, dari ke 16 bangunan berstatus cagar budaya yang terbagi menjadi 3 kategori sesuai dengan SK Walikota Pasuruan pada tahun 2020 itu, adalah sebagai berikut ;

A) . Bangunan cagar budaya :

1. Gedung pancasila, 2. Gereja St. Antonius Padova, 3. Gedung Wolu, 4. Klentheng Tjoe Tik Kiong, 5. Rumah Daroessalam, 6. Gedung SMK Untung Suropati/Gedung Harmonie, 7. Stasiun Kota Pasuruan, 8. Markas Yon Zipur 10.

B) . Kawasan cagar budaya :

1. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

C) . Struktur cagar budaya :

1. Alun-alun Kota Pasuruan, 2. Taman Kota Pasuruan.

Sementara ditempat berbeda Wali Kota Pasuruan H. Saifullah Yusuf saat ditemui pada Senin(22/4/2024) kemarin mengatakan masih pontesial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata heritage yang tidak kalah dari kota-kota wisata heritage di daerah lain. Karena bila warisan budaya itu dikelola dengan sistematis maka akan memberikan tompangan kesejahteraan, bukan cuma pada sisi budaya, tetapi juga sisi ekonomi.

"Dengan warisan budaya, tentunya kita harus mempertahankan keberadaannya. Pariwisata dapat berkembang jika didukung oleh masyarakat setempat. Peran kelompok masyarakat menjadi kekuatan dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kota Pasuruan," katanya.

Menurut Gus Ipul, Bangunan-bangunan bersejarah yang ada di berbagai kota di Indonesia, merupakan aset penting yang perlu dilestarikan keberadaannya dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata heritage.

"Saat ini mereka sering menjadikan bangunan Heritage sebagai lokasi foto atau membuat konten. Sebab bangunan Heritage dianggap Instagramable, sehingga mereka gemar melakukan aktifitas di tempat tersebut. Tentunya ini merupakan salah satu kesiapan SDM kita dalam mewujudkan Wisata Heritage sebagaimana keinginan," lanjutnya.

Dengan memadukan kategori bangunan, struktur, dan juga kawasan cagar budaya termasuk karakter kearifan lokal yang ada, lanjut kata H. Saifullah Yusuf tahun ini Pemkot Pasuruan juga akan fokus untuk melakukan penataan serta pengembangan terhadap destinasi wisata khususnya wisata heritage di jalan Pahlawan, Kota Pasuruan.

"Kita tahu disini banyak sekali heritage dan kita ingin hidupkan itu, untuk supaya kita bisa menikmati suasana masa lalu apa yang terjadi di Kota Pasuruan ratusan tahun yang lalu. Mulai dari P3GI, nanti banyak lagi seperti hotel daroessalam lalu ada rumah singga, harmonie juga ada gedung pancasila dan lainnya, kita ingin menghidupkan itu sebagai bagian dari kota kita dan memang itu semua butuh waktu," jelasnya.

Sementara di tempat berbeda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pasuruan melalui Kabid Kebudayaan, Agus Budi Darmawan menyinggung bangunan bersejarah yang sudah di SK kan oleh Wali Kota mengatakan masih ada 16 bangunan bersejarah yang sudah ber SK sebagai tempat cagar budaya.

“Meskipun bangunan tersebut hanya ditetapkan melalui surat keputusan wali kota, namun keputusan tersebut tetap memiliki kekuatan hukum yang kuat dan pencabutan status hanya bisa dilakukan oleh pemerintah pusat,” jelasnya.

Menurut Agus, Untuk mengetahui apakah sebuah objek bangunan layak menjadi cagar budaya maka dibutuhkan kajian penetapan, yang dilimpahkan kepada Tim Ahli Cagar Budaya. Tim ini berasal dari berbagai bidang ilmu yang memiliki sertifikat kompetensi dalam pelestarian cagar budaya.

“Bangunan-bangunan bersejarah yang ada di berbagai kota di Pasuruan merupakan aset penting yang perlu dilestarikan keberadaannya dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata heritage,” katanya

Tidak hanya itu, lanjut Agus wisata heritage merupakan sebuah perjalanan wisata yang dikemas dengan mengunjungi tempat bersejarah yang penting bagi sebuah daerah atau kota.

“Jika peninggalan sejarah tersebut bisa dikelola menjadi destinasi wisata sejarah, tentunya akan mendatangkan keuntungan baik untuk meningkatkan pendapatan daerah maupun peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Pariwisata juga menjadi salah satu tumpuan dalam upaya peningkatan aktivitas ekonomi bagi suatu daerah termasuk warga yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, banyak daerah mengupayakan promosi bagi berbagai obyek wisata yang menjadi andalan mereka,” tutupnya.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow