Pemerintah Dorong Penyerapan Susu Lokal serta Fokus pada Kualitas, Harga, dan Program MBG
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong penyerapan susu lokal, terutama yang dihasilkan oleh koperasi, dengan memastikan kualitas produk dan daya saing harga.
Suarajatimpost.com - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong penyerapan susu lokal, terutama yang dihasilkan oleh koperasi, dengan memastikan kualitas produk dan daya saing harga.
Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa para peternak sapi perah dan pengelola koperasi susu harus fokus pada kualitas dan harga yang kompetitif, karena kekhawatiran tentang penyerapan pasar sudah teratasi dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Jadi jangan khawatir kalau soal takut produk susu lokal tidak terserap, justru yang harus diperhatikan adalah soal kualitas dan harganya," ujar Budi Arie dalam keterangan pers yang diterima pada Minggu (17/11/2024).
Berdasarkan data Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), produksi susu segar Indonesia rata-rata mencapai 1,23 juta liter per hari, sedangkan kebutuhan untuk program MBG diperkirakan sekitar 3 juta liter per hari. Hal ini menunjukkan adanya gap yang harus dipenuhi dengan meningkatkan produktivitas susu sapi perah.
Menteri Koperasi menjelaskan bahwa meski ada tantangan dalam meningkatkan produktivitas, seperti penurunan jumlah sapi perah akibat wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK), pihaknya optimis program MBG akan membantu mengamankan pasar susu dalam negeri.
“Tidak perlu takut soal pasar, kan sudah diciptakan dengan adanya program MBG ini. Justru kita saat ini kekurangan pasokan susu, maka kita akan amankan produksi susu dalam negeri untuk kebutuhan MBG," jelasnya.
Namun, Menteri Budi Arie mengakui adanya sejumlah kendala, termasuk penurunan populasi sapi perah yang sebelumnya tercatat sebanyak 239.196 ekor, kini hanya tersisa 214.878 ekor.
Untuk itu, Kementerian Koperasi akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Presiden Prabowo Subianto, guna mencari solusi kebijakan untuk mengatasi kekurangan produksi susu nasional.
"Saya optimis program MBG ini menjadi momentum kebangkitan koperasi susu maka mari bersama-sama meningkatkan produktivitas agar kebutuhan dalam negeri tidak selalu dipenuhi dari impor," tambahnya.
Menteri Koperasi juga mendorong GKSI untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produk turunan susu agar memiliki nilai tambah, seperti keju, yogurt, dan mozarella.
"Koperasi harus terlibat dalam program hilirisasi kalau dari susu memang produk turunannya sudah banyak seperti keju, yogurt, mozarella dan lainnya. Hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah," kata Budi Arie.
Sementara itu, Sekretaris GKSI, Unang Sudarma, mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi peternak sapi perah, antara lain kesulitan menjaga kesegaran dan kualitas susu yang harus disimpan pada suhu 4 derajat Celsius.
Selain itu, regenerasi peternak juga menjadi masalah besar, karena minat generasi muda untuk beternak sapi perah semakin menurun, dengan banyak yang beralih ke sektor pekerjaan formal. Kekurangan sapi perah pun menjadi hambatan utama dalam peningkatan produktivitas susu.
"Itu Pak sejumlah masalah yang kami hadapi terutama oleh peternak, kami harap Pak Menteri (Budi Arie Setiadi) berkenan memperjuangkan untuk kami semua," harap Unang. (**)
sumber: investor.id
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?