Kenali Budaya Pesisir Jawa Timur, Dari Petik Laut hingga Festival Bandeng

Jawa Timur memiliki beragam tradisi pesisir yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.

17 Nov 2024 - 16:00
Kenali Budaya Pesisir Jawa Timur, Dari Petik Laut hingga Festival Bandeng
Nyabis © www.sumenepkab.go.id

JAWA TIMUR, SJP - Jawa Timur memiliki beragam tradisi pesisir yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Berikut adalah empat tradisi unik yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan patut untuk dijelajahi:

Petik Laut: Ungkapan Syukur dari Laut
Tradisi Petik Laut yang digelar di berbagai wilayah pesisir seperti Pasuruan dan Banyuwangi, merupakan bentuk rasa syukur masyarakat nelayan terhadap hasil tangkapan laut.

Upacara ini dilakukan dengan melarung sesaji ke laut untuk memohon perlindungan dan berkah. Sesaji berupa nasi tumpeng, buah-buahan, dan ayam dipersiapkan dan ditempatkan di atas kapal kecil yang dihias dengan indah.

Biasanya, tradisi ini dilakukan setelah musim barat berakhir, yang menandakan dimulainya kembali aktivitas melaut. Di Banyuwangi, Petik Laut diadakan pada Rabu terakhir bulan Sapar, yang dianggap sebagai hari datangnya bencana.

Acara ini juga dimeriahkan dengan pengajian, wayang kulit, dan orkes dangdut, mencerminkan kebersamaan masyarakat pesisir dalam merayakan hasil laut.

Nyabis: Doa dan Kebersamaan Nelayan Pulau Gili
Di Pulau Gili, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, tradisi Nyabis menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat pesisir.

Nyabis adalah kegiatan mengunjungi kyai atau ulama untuk memohon berkah dan perlindungan agar aktivitas nelayan seperti menangkap ikan dan berdagang dapat berjalan lancar.

Setiap hari Jumat, masyarakat setempat mengunjungi kyai yang mereka hormati untuk mendapatkan doa. Kegiatan ini tidak hanya bersifat religius, tetapi juga mempererat kebersamaan di antara warga, baik nelayan maupun bukan.

Nyabis juga menjadi waktu bagi nelayan untuk mempersiapkan kapal dan peralatan melaut agar segala sesuatunya siap untuk beraktivitas di laut.

Larung Sembonyo: Tradisi Syukur di Teluk Prigi
Di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, tradisi Larung Sembonyo menjadi bentuk syukur masyarakat pesisir atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Upacara ini diawali dengan kirab tumpeng agung yang diiringi doa bersama oleh tokoh adat, lalu dilanjutkan dengan pelarungan tumpeng dan sesaji ke laut sebagai simbol penghormatan kepada leluhur.

Tradisi ini juga semakin meriah dengan digelarnya Prigi Beach Carnival, yang menggabungkan pertunjukan seni, lomba maskot, dan pasar malam. Selain sebagai bentuk syukur, Larung Sembonyo juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan laut dan keselamatan nelayan.

Festival Bandeng: Perayaan Budidaya Ikan Bandeng
Setiap tahun, Sidoarjo menggelar Festival Bandeng untuk merayakan keberhasilan budidaya ikan bandeng, yang menjadi simbol utama daerah ini. Meskipun kali ini ada perubahan seperti ditiadakannya lelang bandeng kawak, festival tetap berlangsung dengan berbagai acara, seperti lomba tambak terbaik dan pertunjukan seni.

Festival ini bertujuan untuk mempromosikan bandeng sebagai produk unggulan lokal sekaligus melestarikan tradisi budaya masyarakat Sidoarjo.

Pemerintah daerah berharap festival ini dapat memperkenalkan produk lokal kepada pengunjung serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui sektor wisata dan perikanan.

Lestarikan Tradisi, Kenali Budaya Pesisir Jawa Timur
Keempat tradisi ini adalah bukti betapa kaya dan beragamnya budaya pesisir Jawa Timur. Selain memberikan wawasan sejarah yang menarik, tradisi-tradisi ini juga menggambarkan kebersamaan, rasa syukur, dan pentingnya menjaga alam sekitar. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengenal dan merasakan langsung tradisi pesisir yang penuh makna ini! (**)

sumber: goodnewsfromindonesia.id

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow