Harga Beras Melambung, Dispangtan Kota Malang Bakal Gelar Pangan Murah
Harga beras terus bergerak naik di atas harga eceran tertinggi (HET), dari harga beras medium secara rata-rata nasional sebesar Rp12.920 per kilogram, kini menjadi Rp 15.600 per kilogram.
Kota Malang, SJP - Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar pada 14 Februari 2024 mendatang, harga beras di wilayah Kota Malang mengalami peningkatan signifikan.
Berdasarkan pantauan SuaraJatimPost.com di lapangan, harga beras terus bergerak naik di atas harga eceran tertinggi (HET), dari harga beras medium secara rata-rata nasional sebesar Rp 12.920 per kilogram, kini menjadi Rp 15.600 per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi saat dikonfirmasi SuaraJatimPost.com melalui WhatsApp menyampaikan, kenaikan harga beras tersebut terjadi secara nasional, dan pihaknya akan melakukan pangan murah yang akan dilakukan di setiap Kecamatan.
"Kenaikan harga beras ini terjadi secara nasional, dan Dispangtan hanya bisa melakukan pangan murah, kalau pasar murah itu ranahnya Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang," ucapnya, Senin (12/2/2024).
Menurut Slamet, sesuai dengan program dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Dispangtan Kota Malang akan melakukan pangan murah yang akan digelar di setiap kecamatan, yang akan digelar setelah Pemilu 2024.
"Kota Malang ini ada lima Kecamatan, jadi kami sentralkan di sana, tapi juga ada di 26 pasar yang ada di wilayah Kota Malang, akan kita mulai setelah pemilu," jelasnya.
Untuk itu, lanjut Slamet, Dispangtan Kota Malang akan bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memperluas dan memperbanyak penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Kita akan menggandeng Bulog, untuk penyaluran beras SPHP dalam kegiatan pangan murah, serta merekomendasikannya Perumda Tunas untuk memperlancar dan memperluas penyaluran beras SPHP di pasar-pasar rakyat yang ada di Kota Malang," terangnya.
Akan tetapi, lanjut Slamet, dengan adanya kenaikan harga beras saat ini membawa dampak positif bagi pendapatan petani, karena harga gabah kering ditingkat petani mengalami kenaikan juga.
"Jadi kenaikan ini membawa dampak positif bagi petani, karena biaya usaha tani yang dikeluarkan bisa tertutupi dan masih ada selisih yang dapat ditabung, dan untuk belanja kebutuhan lain serta bisa digunakan untuk modal kembali," tegasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?