Hadiri Giat di Kampus AI, Kadis Kominfo Jatim Pamer Aplikasi "Klinik Hoaks"

Kadis Kominfo Jatim perkenalkan Klinik Hoaks berbasis AI yang telah memverifikasi 4.682 informasi sejak 2020, termasuk 1.975 hoaks, dan kini integrasi WhatsApp serta chatbot.

16 Nov 2024 - 21:39
Hadiri Giat di Kampus AI, Kadis Kominfo Jatim Pamer Aplikasi "Klinik Hoaks"
Kadis Kominfo Jatim, Sherlita saat ditemui usai hadiri kegiatan di Kampus AI, ISTTS, pada Sabtu (16/11/2024) (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Dalam acara puncak IEEE Big 2024 di ISTTS Surabaya, yang dikenal sebagai Kampus AI, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali memperkenalkan inovasi unggulan berbasis AI milik Kominfo Jatim, yaitu "Klinik Hoaks".

Sherlita menjelaskan bahwa Klinik Hoaks lahir pada masa pandemi COVID-19, ketika gelombang informasi yang salah atau menyesatkan meningkat drastis.

Dengan bentuk awal berbasis email, aplikasi tersebut telah bertransformasi menjadi layanan berbasis WhatsApp dan chatbot yang didukung kecerdasan buatan (AI).

“Tahun 2024 ini, ada lebih dari 20 ribu pengguna yang memanfaatkan Klinik Hoaks untuk klarifikasi informasi,” ujar Sherlita, Sabtu (16/11/2024).

“Masyarakat bisa langsung melihat daftar informasi yang sudah diklarifikasi, atau bahkan mengajukan permohonan klarifikasi dengan mengirimkan foto, dokumen, atau berita yang diragukan kebenarannya," sambungnya.

Aplikasi "Klinik Hoaks" memungkinkan pengguna untuk memverifikasi informasi terkait hoaks, disinformasi, misinformasi, fakta, atau ujaran kebencian. 

Sejak diluncurkan pada tahun 2020, aplikasi ini telah memeriksa lebih dari 4.682 informasi, dengan hasil 1.975 informasi hoaks, 1.058 disinformasi, 927 informasi fakta, dan 722 ujaran kebencian.

Sherlita juga menyoroti integrasi teknologi AI melalui kerja sama dengan ISTTS dan platform Aikan.id, yang menyediakan layanan pendeteksi hoaks. 

“Dengan AI, kami bisa mengembangkan model pelatihan berdasarkan data-data yang telah dikategorikan oleh tim,” ungkapnya.

Klinik Hoaks tidak hanya menjadi alat klarifikasi informasi, tetapi juga sebagai sarana edukasi publik. Sherlita menekankan bahwa melakukan verifikasi fakta sangatlah penting sebelum melakukan penyebaran informasi.

"Di Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 6 juga telah disebutkan pentingnya tabayun, yaitu memverifikasi informasi. Klinik Hoaks mengadopsi nilai ini dengan menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berbagi sebelum menyebarkan informasi,” tambah Sherlita.

Sherlita menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam keberlanjutan Klinik Hoaks. Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem ini sesuai kebutuhan masyarakat dan menjadikannya contoh yang dapat diterapkan di daerah lain.

“Harapan kami, masyarakat Jawa Timur semakin cerdas dan teliti sebelum membagikan informasi. Klinik Hoaks adalah langkah konkret pemerintah untuk mendukung literasi digital,” pungkasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow