Kolaborasi LAC dan Konjen Australia, Rayakan Flora-Fauna Lewat Goresan Anak

LAC dan Konjen Australia kembali gelar lomba menggambar anak, rayakan kekayaan flora-fauna Indonesia-Australia dalam karya kreatif yang perkuat persahabatan lintas budaya.

15 Nov 2024 - 20:32
Kolaborasi LAC dan Konjen Australia, Rayakan Flora-Fauna Lewat Goresan Anak
Anthony Clark, Deputy Head of Post Konjen Australia di Surabaya, mengalungkan medali kepada anak-anak pemenang lomba menggambar (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Dalam setiap goresan krayon, setiap sapuan cat, dan setiap detail yang dituangkan oleh tangan mungil para peserta, sebuah cerita tentang Indonesia dan Australia mulai tergambar. 

Melalui flora dan fauna yang khas, anak-anak di Jawa Timur berusaha menggambarkan kekayaan alam yang tak hanya cantik secara visual, tetapi juga menyimbolkan keunikan dan persahabatan antara dua negara yang berada di sisi berbeda Samudra Hindia.

Awarding Ceremony 2nd Drawing Competition 2024, kolaborasi Lotus Art Courses (LAC) dan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, menghadirkan seni anak sebagai jembatan diplomasi kultural.

Pada Jumat, (15/11/2024), Western Sydney University Kampus Surabaya menjadi saksi perayaan kreativitas lintas budaya ini. Dengan tema "Flora and Fauna of Indonesia & Australia," lomba menggambar ini berhasil mengumpulkan sekitar 300 karya dari tiga kategori umur yang masing-masing mengeksplorasi teknik dan warna-warna unik. 

Founder Lotus Art Courses, I Putu Mahendra, menyampaikan bahwa tema ini diusung sebagai bentuk apresiasi dan pengenalan keanekaragaman hayati yang dimiliki kedua negara.

“Alasan kita mengangkat tema flora dan fauna pertama adalah karena kita mau mengekspos kekayaan masing-masing negara dari sumber daya alamnya,” jelas Putu, Jumat (15/11/2024).

“Ketika anak-anak menggambarkan hewan atau tumbuhan, itu bisa menghasilkan gambar yang lucu dan menarik, dipadukan dengan warna-warna yang indah," imbuhnya.

Menurut Putu, eksplorasi visual dari anak-anak ini merupakan wujud imajinasi bebas yang memberikan pesan mengenai kekayaan alam dan warisan budaya yang sama-sama dimiliki kedua bangsa.

Kompetisi yang berlangsung selama dua bulan ini membuka kesempatan bagi peserta untuk menggunakan teknik menggambar secara bebas, mulai dari krayon, cat air, hingga kombinasi teknik basah dan kering. Keunikan ini, kata Putu, menjadi bagian dari kriteria penilaian juri. 

“Teknik yang menarik akan jadi poin plus untuk penilaian kami. Selain tema, warna, komposisi, dan kreativitas, kami juga menilai penggunaan teknik,” tambahnya, seraya berharap acara ini bisa menjadi program tahunan yang berkelanjutan.

Masih di lokasi yang sama, Anthony Clark, Deputy Head of Post Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, juga turut bangga dengan hasil karya para peserta. Baginya, tiap karya yang terpilih mewakili keberagaman gaya yang menginspirasi. 

“Ada beberapa anak yang sangat berbakat di Jawa Timur dan di Surabaya. Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa,” ujar Clark. 

Ia mengakui, memilih pemenang bukanlah hal mudah mengingat kualitas karya yang ditampilkan sangat baik dan kaya akan gaya.

Sebagai bagian dari tujuan diplomatik, Clark juga berharap kegiatan ini mempererat hubungan Australia dengan Indonesia, terutama dengan generasi muda.

Dirinya juga mengisyaratkan proyek kolaborasi ini akan terus berlanjut di tahun mendatang dengan tema yang selalu segar dan relevan bagi anak-anak.

“Saya harap ini memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Australia. Itulah salah satu alasan kami bekerja sama dengan Pak Putu. Untuk mencoba mengembangkan hubungan antara Australia dan anak-anak di sini,” ungkapnya.

Melalui acara ini, seni menjadi medium lembut yang mempererat hubungan kedua negara. Karya anak-anak yang dihasilkan tak hanya menyimpan nilai estetika, tetapi juga menjadi simbol harapan bahwa persahabatan dan pemahaman antarnegara dapat terjalin sejak usia dini. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow