Menkeu Jepang Sebut Negaranya Tak Lagi Deflasi Karena Tren Kenaikan Upah Kuat
Perdana Menteri Fumio Kishida mendorong perusahaan untuk menaikkan upah guna membantu Jepang menghilangkan deflasi selama bertahun-tahun
Tokyo, SJP - Perekonomian Jepang tidak lagi mengalami deflasi, dan tren kenaikan upah yang kuat sedang terjadi, begitu sebut Menteri Keuangan Shunichi Suzuki pada Jumat (15/3).
Para pembuat kebijakan, termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida dan Suzuki, telah berulang kali mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa negara tersebut belum dalam posisi untuk menyatakan keluar dari deflasi.
Pemerintah akan memobilisasi semua langkah kebijakan yang ada untuk melanjutkan momentum positif pada upah, kata Suzuki, namun menolak mengomentari langkah-langkah kebijakan Bank of Japan pada pertemuan yang akan berlangsung minggu depan.
Hal ini didukung pernyataan kelompok serikat pekerja terbesar di Jepang akan mengumumkan hasil perundingan upah tahunan minggu ini pada hari ini.
Ekspektasi kenaikan upah lebih dari 4 persen dapat yang akan menjadi dorongan terbesar sejak awal tahun 1990an dan memperkuat kemungkinan pergeseran bank sentral.
Kelompok serikat pekerja Rengo akan mengumumkan hasilnya pada hari ini, beberapa hari setelah Toyota Motor mengumumkan kenaikan gaji terbesarnya dalam 25 tahun, mendorong para analis untuk menaikkan proyeksi kenaikan gaji menjadi 4 persen atau lebih.
Analis sebelumnya memperkirakan kenaikan sekitar 3,9 persen tahun ini, setelah tahun lalu sebesar 3,6 persen yang merupakan angka tertinggi dalam tiga dekade.
Rengo mewakili sekitar 7 juta pekerja, banyak di antaranya berada di perusahaan besar.
Perusahaan-perusahaan di Jepang menghadapi kekurangan tenaga kerja kronis karena bertambahnya jumlah pekerja yang menua dan berkurangnya jumlah pekerja.
Perdana Menteri Fumio Kishida mendorong perusahaan untuk menaikkan upah guna membantu Jepang menghilangkan deflasi selama bertahun-tahun.
Kenaikan upah yang lebih tinggi kemungkinan akan meningkatkan ekspektasi bank sentral akan mengakhiri suku bunga negatif pada pertemuan penetapan kebijakan berikutnya pada 18-19 Maret.(**)
Sumber: Reuters
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?