Mengenal Mbah Amad, Veteran Saksi Sejarah Peristiwa Hotel Yamato
Mbah Amad merupakan sosok veteran yang turut andil dalam peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato 19 September 1945 di Surabaya.
Kabupaten Probolinggo, SJP - Salah satu veteran perang dalam insiden perobekan bendera belanda di Hotel Yamato, Surabaya, masih ada yang hidup sampai sekarang. Namanya Mbah Amad.
Veteran perang berusia 103 tahun ini, menyempatkan diri datang ke Bromo, untuk mengobarkan semangat kemerdekaan ke pemuda Tengger.
Mbah Amad, alias Ahmad, merupakan warga Genteng Kali, Surabaya. Usianya kini mencapai 103 tahun. Saat mendatangi pemuda Tengger di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kondisinya masih segar dan lincah.
Mbah Amad merupakan sosok veteran yang turut andil dalam peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato 19 September 1945 di Surabaya.
Momen hari pahlawan ini, dirinya berpesan kepada generasi muda.
"Hendaknya terus berjuang mengisi kemerdekaan dengan cara berpegang teguh kepada aturan pemerintah serta menghormati orang tua dan kaum yang lebih dewasa," katanya, Kamis (9/11/2023).
Tanpa memakai jaket, Mbah Amad tampak asyik bercengkrama di luar ruangan. Padahal suhu udara saat itu, mencapai 19 derajat celcius.
Gelora Bung Tomo yang selalu bersemangat saat melawan Belanda, hingga gugurnya Jendral Mallaby, hingga kini terus terkenang di ingatannya.
"Salah satu pesan beliau itu, kami harus menanamkan rasa nasionalis dan tidak mudah menyerah. Itu yang terus kami pegang teguh hingga kini," imbuh Mbah Amad.
Lelaki lima cucu ini menuturkan, saat terjadi gerakan melawan Belanda di Surabaya hingga perobekan bendera Belanda, dirinya mendapat tugas penting. Yakni untuk menyiapkan tangga.
Sehingga tentara kemerdekaan bisa naik ke puncak hotel dan merobek bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Menjadi sang saka Merah Putih. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Selain itu pada tahun 1965 Mbah Amad, sempat mendapat tugas misi perdamaian di Kongo. Di tahun 2023 ini dirinya merupakan satu-satunya sosok pahlawan dan saksi sejarah dalam peperangan 10 November yang masih hidup.
Di peringatan Hari Pahlawan ini pula, Mbah Amad berpesan kepada generasi muda untuk terus mengisi kemerdekaan. Dengan cara selalu mentaati semua peraturan pemerintah, dan terus semangat dan konsisten.
Selain itu selalu menghormati orang tua dan kepada kaum yang lebih tua. Karena perbuatan tersebut dasar membentuk generasi muda yang berkarakter di tengah krisis moral saat ini.
"Dari eyang ini, saya sebagai prajurit aktif merasa malu, jika tidak bisa memegang teguh sumpah prajurit dan mengaplikasikannya di wilayah ini. Semangat dan prinsip hidup yang dipegang teguh Mbah Amad sebagai pahlawan kemerdekaan, patut menjadi panutan. Semangat juangnya untuk lepas dan merdeka dari penjajahan, juga menjadi inspirasi untuk mengisi kemerdekaan indonesia," jelas Pelda Nurhuda Dodik, anggota Koramil Sukapura.
Bagi pemuda Tengger, kedatangan Mbah Amad dianggap sebagai pelecut semangat generasi muda. Baik itu pada pemuda Tengger maupun pada prajurit tni yang bertugas di lereng Tengger. (*)
Editor: Queen VeĀ
What's Your Reaction?