Maulid Nabi Bawa Berkah Bagi Pedagang Kembang Telur di Banyuwangi

Hiasan kembang telur dibuat dari bahan kertas atau kain warna-warni. Dipakai sebagai wadah telur rebus. Telur berhias itu kemudian ditancapkan pada batang pisang. Lalu diarak keliling kampung dan dibawa ke masjid atau musala.

26 Sep 2023 - 08:15
Maulid Nabi Bawa Berkah Bagi Pedagang Kembang Telur di Banyuwangi
Pedagang hiasan kembang telur di Jalan Susuit Tubun, Banyuwangi.

Kabupaten Banyuwangi, SJP - Maulid Nabi Muhammad SAW membawa berkah bagi sejumlah pedagang kembang telur di Banyuwangi. Sudah sebulan ini, para pedagang ini menjajakan kembang telur di sejumlah pasar yang ada di Banyuwangi.

Salah satu pusat penjualan hiasan kembang telur berada di jalan Susuit Tubun. Pedagang musiman sejak sebulan ini melapak di kawasan tersebut. 

Kembang telur merupakan kerajinan yang dipakai untuk menghias telur dalam tradisi endhog-endhogan. Warga Banyuwangi selama bertahun-tahun merawat tradisi tersebut setiap perataan Maulid Nabi.

Hiasan kembang telur dibuat dari bahan kertas atau kain warna-warni. Dipakai sebagai wadah telur rebus. Telur berhias itu kemudian ditancapkan pada batang pisang. Lalu diarak keliling kampung dan dibawa ke masjid atau musala.

Salah satu perajin dan pedagang kembang telur, Nani, mengatakan, ia sudah mulai menjual kerajinannya sejak sepekan lalu.

Ribuan biji kembang telur telah terjual dalam tempo tersebut. Pembeli berasal dari berbagai daerah di Banyuwangi. Termasuk juga dari luar kota.

"Puncaknya orang beli nanti biasanya tanggal 12 Rabiul Awal dan berlangsung sampai akhir bulan," kata Nani, Selasa (26/9/2023).

Nani menjual kembang telur buatannya sendiri. Ia telah menyiapkan dagangannya itu sejak sekitar lima bulan lalu. Setiap hari, Nani bisa membuat sekitar 200 kembang telur.

"Jadi ketika berjualan, stoknya sudah banyak. Ini masih terus bikin buat nambah stok," tambah warga Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi itu.

Nani menjual kembang telur dengan harga beragam. Mulai Rp 800 hingga Rp 5 ribu per biji. Harga termurah untuk kembang telur berbentuk kerucut berbahan kertas. Sementara hiasan yang mahal memiliki aneka bentuk bunga dan berbahan kain.

"Kalau kain lebih awet. Sekarang orang-orang lebih banyak beli yang kain," katanya.

Bukan hanya di Pasar Banyuwangi. Pedagang kembang telur dadakan juga bertebaran di pasar-pasar lain, seperti di Pasar Genteng.

Sri Wahyuni, pedagang di pasar tersebut, mengaku mendapat berkah dari berjualan kembang telur menjelang Maulid Nabi.

Dalam sehari, ia bisa menjual antara 100 sampai 300 biji kerajinan itu. Sri menjual kembang telur dengan harga antara Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu per ikat.

Satu ikat kembang telur berisi sepuluh biji. Setiap ikat, ia bisa mendapat laba antara Rp 500 sampai Rp 1 ribu.

"Alhamdulillah, jadi berkah," kata Sri.

Perayaan tradisi endhog-endhogan di beberapa daerah di Banyuwangi tengah berlangsung sejak awal Rabiul Awal.

Adinda, salah satu pembeli kembang telur, mengatakan, tradisi endhog-endhogan di lingkungan tempat tinggalnya akan dimulai pada Senin (25/9/2023) malam.

"Ini beli untuk nanti malam. Beli beberapa biji saja untuk dibawa ke musala," katanya.

Adinda mengatakan, endhog-endhogan merupakan tradisi yang telah ia dan keluarga jalani sejak bertahun-tahun lalu. Ia dan warga di sekitar tempat tinggalnya selalu merayakan tradisi tersebut menjelang perayaan Maulid Nabi. (*)

Editor : Queen Ve

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow