Kolaborasi Lintas Budaya dalam iCOP PCU: Membangun Desa untuk Masa Depan Berkelanjutan

Secara teknis, para peserta mengerjakan proyek fisik maupun non fisik selama kurang lebih tiga minggu yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing desa, salah satu contohnya adalah perbaikan sumber air di Dusun Petung.

31 Jul 2024 - 21:30
Kolaborasi Lintas Budaya dalam iCOP PCU: Membangun Desa untuk Masa Depan Berkelanjutan
Mahasiswa iCOP sedang mengajarkan anak-anak Dusun Petung membuat filter air mini (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Pentingnya pengembangan berkelanjutan di desa tidak bisa dilepaskan dari peran vitalnya dalam memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat lokal, meliputi kemajuan secara ekonomi yang ramah lingkungan dan berkesinambungan secara sosial.

Berkenaan dengan itu, tahun ini Petra Christian University (PCU) kembali melaksanakan International Community Outreach Program (iCOP), program lintas budaya yang mengkolaborasikan 117 mahasiswa dari lima negara untuk bersama-sama membangun desa.

Dengan mengusung tema 'Transform Society', tahun kesembilan program dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) PCU ini dilaksanakan di beberapa desa yang tersebar di Kabupaten Mojokerto.

Total ada lima lokasi pelaksanaan program iCOP PCU yaitu, Dusun Sumberjati, Desa Sumberjati, Dusun Petung, Desa Sumberjati, Dusun Kesiman, Desa Rejosari, Dusun Lebaksari, Desa Rejosari, dan Desa Jembul.

Secara teknis, para peserta mengerjakan proyek fisik maupun non fisik selama kurang lebih tiga minggu yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing desa, salah satu contohnya adalah perbaikan sumber air di Dusun Petung.

"Untuk Dusun Petung, kami fokus pada perbaikan filter air, karena filter yang sebelumnya sudah tidak diganti selama bertahun-tahun," terang Roni Anggoro selaku Dosen Pembimbing Lapangan PCU, Rabu (31/7).

“Saat ini (kualitas airnya) cukup keruh, padahal air di sana dipakai untuk mandi dan minum,” sambungnya.

Roni membeberkan bahwa para mahasiswa juga memberikan sosialisasi kepada warga dan anak-anak, untuk membuat filter air mini yang bisa dibuat dan digunakan di rumah masing-masing.

"Anak-anak juga kami sadarkan tentang hal itu, agar mereka di kemudian hari bisa membuat juga filter mini yang pembuatannya sangat sederhana dan mudah," ungkap Roni.

Sebagai wujud komitmen untuk ciptakan program yang bersifat berkelanjutan, Roni mengatakan, pihaknya juga sedang mengembangkan masterplan, yakni menghidupkan kembali wisata desa di sepanjang sungai yang sempat berhenti akibat pandemi di tahun 2020 lalu.

"Kami berharap penghidupan ulang desa wisata disini bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung, yang secara tidak langsung juga bisa memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat di desa," tandasnya.

Sebagai informasi, mahasiswa yang tergabung dalam program tersebut terdiri dari 27 mahasiswa Dongseo University Korea, 44 mahasiswa PCU-Surabaya, 19 mahasiswa Inholland Hogeschool Belanda, 13 mahasiswa International Christian University Jepang, empat mahasiswa Fu Jen Catholic University Taiwan, dan 10 mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira)-Kupang. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow