Khidmatnya Umat Budha di Probolinggo Ketika Ibadah Hari Waisak

Perayaan Waisak tahun 2568 Buddhis Era (BE) 2024 ini memiliki makna yang mendalam, yaitu memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafat.

24 May 2024 - 15:30
Khidmatnya Umat Budha di Probolinggo Ketika Ibadah Hari Waisak
Umat Budha saat menjalankan ritual dengan khidmat pada perayaan Hari Waisak Kamis, (24/05) malam (Istimewa/SJP)

Kota Probolinggo, SJP - Prosesi demi prosesi pada ritual Bradak Sina dilakukan Umat Budha di TITD 'Sumber Naga' Kota Probolinggo.

Sambil membawa bunga sedap malam, dupa, dan lampion, mereka begitu khidmat dalam melakukan ibadah.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun juga turut khidmat dalam melaksanakan tiaua ibadah.

Prosesi ini merupakan bentuk penghormatan tertinggi kepada para dewa yang dipercayai berada di tempat ibadah tersebut.

Selain itu, ritual ini juga melambangkan kebersamaan, penerangan, dan pencerahan.

Prosesi ritual Waisak di Klenteng Sumber Naga dimulai pukul 19.00 WIB, dimana umat Buddha berkumpul untuk melakukan sembahyang bersama sambil menghadap ke arah empat penjuru mata angin.

Kemudian sekitar pukul 20.30 WIB, ritual dilanjutkan dengan pembacaan paritta suci yang ditujukan kepada rupang Buddha kecil.

Menjelang detik-detik Waisak pada pukul 20.52 WIB, umat Buddha melakukan prosesi meditasi dalam suasana hening.

Perayaan Waisak tahun 2568 Buddhis Era (BE) 2024 ini memiliki makna yang mendalam, yaitu memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafat.

Menurut Ketua 2 Kelenteng Tri Dharma, Ervan Sudjianto, menyatakan bahwa sembahyang bersama telah menjadi tradisi di Kelenteng Sumber Naga.

"Salah satu hal yang membedakan tradisi ini dengan daerah lain adalah dalam pembacaan paritta yang disesuaikan dengan detik-detik penting dalam perayaan Waisak, seperti puncak kelahiran, puncak pencerahan Buddha, dan kematian Buddha," jelasnya pada awak media pada Jumat (24/5)

Ervan juga menekankan bahwa perayaan Waisak merupakan momen bagi umat Buddha untuk membersihkan diri dari rasa iri, dengki, benci, malas, dan hal-hal buruk lainnya.

Sementara itu, seorang umat Buddha bernama Diki berharap agar perayaan Waisak kali ini dapat membawa keberkahan bagi bangsa Indonesia, sehingga masyarakat dapat hidup dalam keharmonisan dan saling menghormati satu sama lain.

Dia juga mengapresiasi tingginya tingkat toleransi yang dijaga oleh masyarakat Kota Probolinggo.

Dengan semangat kebersamaan dan penuh rasa syukur, umat Buddha di Probolinggo merayakan perayaan Waisak dengan penuh kekhusyukan dan rasa hormat kepada ajaran Sang Buddha.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow