Taman Safari Kembali Gelar IAPVC Ke 33
Tahun ini, roadshow IAPVC akan mengunjungi 3 kota dimulai dari Taman Safari Prigen pada tanggal 15 - 16 Juni 2024, Solo Safari di tanggal 20 - 21 Juli dan berakhir di Taman Safari Bogor pada tanggal 27 - 28 Juli 2024 . Setiap kota akan menjadi panggung bagi pameran karya terbaik, workshop, serta sesi berbagi pengalaman dengan para fotografer dan videografer profesional.
Kabupaten Pasuruan, SJP — Taman Safari Indonesia Prigen, kembali menggelar perlombaan foto dan video yang bisa diikuti oleh berbagai pihak.
International Animal Photo & Video Competition (IAPVC) 2024 kali ini mengusung tema 'Soul of the Wild', tajuk tersebut seraya untuk memberikan edukasi terkait lingkungan serta flora-fauna.
Perhelatan tahunan yang didukung oleh PT. Datascrip, Canon Indonesia ini merupakan komitmen Taman Safari Indonesia dalam mengedukasi masyarakat tentang konservasi satwa, melindungi satwa liar, dan melestarikan habitatnya di Indonesia.
Tahun ini, roadshow IAPVC akan mengunjungi 3 kota dimulai dari Taman Safari Prigen pada tanggal 15 - 16 Juni 2024, Solo Safari di tanggal 20 - 21 Juli dan berakhir di Taman Safari Bogor pada tanggal 27 - 28 Juli 2024 .
Setiap kota akan menjadi panggung bagi pameran karya terbaik, workshop, serta sesi berbagi pengalaman dengan para fotografer dan videografer profesional.
General Manajer The Grand Taman Safari Prigen Erwina Lemuel mengatakan International Animal Photo & Video Competition 2024 ini dilaksanakan untuk ke-33 kalinya.
"International Animal Photo & Video Competition 2024 ini dilaksanakan untuk ke-33 kalinya. Selain kategori photo enthusiast yang baru, adapun kategori-kategori lain di antaranya photo story, endangered animal, general wildlife, serta social media contest," katanya saat ditemui pada Sabtu (15/6).
Beberapa satwa langka seperti Banteng Jawa, menurut Erwina perlu mendapat perhatian lebih. Hal itu untuk memastikan keberlanjutan hidup satwa-satwa tersebut.
"Untuk spot foto kali ini, ada yang unik yakni banteng jawa. Karena melindungi satwa yang mau punah, untuk melestarikan satwa langka dan untuk lingkungan masyarakat bisa tahu serta bisa menjaga ekosistem banteng jawa yang jumlahnya hanya beberapa ekor," lanjutnya.
Pada awalnya kategori tersebut merujuk pada banyaknya konten foto atau video yang di-tag pada akun media sosial taman safari oleh masyarakat. Dari dasar ini lah Erwina dan pihaknya membuat sesuatu yang baru sehingga masyarakat semakin peduli terhadap keberlangsungan hidup satwa.
"Selain memberikan target yang tinggi, perlombaan ini juga sekaligus sebagai ajang edukasi pihaknya kepada masyarakat luas tentang konservasi satwa dan ekosistemnya. Kami ingin melalui kompetisi ini masyarakat jadi lebih peduli terhadap keberlangsungan hidup satwa," tutupnya.
Sementara Direktur Pemasaran Taman Safari Indonesia, Hans Manansang menyebutkan kategori Kompetisi terdiri dari kategori Endemic Animal untuk memamerkan keanekaragaman hayati satwa endemik Indonesia, dan General untuk menampilkan berbagai jenis satwa liar dari seluruh dunia, serta kategori Social Media yang terbuka untuk semua kalangan, bukan hanya fotografer profesional. Semua orang dapat berpartisipasi dan berbagi karya mereka di platform media sosial.
"Kami sangat bangga bisa melanjutkan tradisi ini selama 33 tahun dan melihat antusiasme yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Melalui roadshow ini, kami berharap dapat menyebarkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan satwa liar dan menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam usaha konservasi, terutama untuk generasi muda sekarang ” ungkap Hans Manansang, Direktur Pemasaran Taman Safari Indonesia. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?