Jadi Rujukan: Penggiat Lingkungan dari Kabupaten Kediri Lakukan Studi Lapangan ke Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya

Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya kembali menjadi tujuan studi lapangan, kini 60 peserta dari Kabupaten Kediri belajar pengelolaan sampah inovatif yang mengintegrasikan peternakan maggot, ikan, dan hidroponik.

11 Oct 2024 - 18:05
Jadi Rujukan: Penggiat Lingkungan dari Kabupaten Kediri Lakukan Studi Lapangan ke Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya
Peserta studi lapangan dari Kabupaten Kediri mencoba memberi makan ikan di saluran air yang berada dibawah susunan pertanian hidroponik (Ryan/SJP)

SURABAYA , SJP - Di tengah hiruk-pikuk kota besar, isu lingkungan dan sampah menjadi salah satu perhatian utama, yang mana masyarakat perkotaan kerap dihadapkan dengan masalah keterbatasan lahan dan tantangan pengelolaan limbah. 

Namun, di balik kepadatan dan panasnya kota, terselip angin sejuk dan harapan melalui kehadiran Grup Kampung Oase di Kota Surabaya, sebuah kelompok masyarakat yang sukses dalam pengelolaan lingkungan di tengah Kota dan menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Kini, Kampung Oase Ondomohen yang tergabung dalam grup tersebut kembali menjadi lokasi studi lapangan oleh 60 peserta dari Kabupaten Kediri. Mereka terdiri dari pengelola bank sampah, perangkat desa, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Kampoeng Oase Ondomohen sendiri menjadi destinasi kedua rombongan dari Kabupaten Kediri itu. Sebagai informasi, sebelumnya mereka juga telah mengunjungi Kampoeng Oase Songo untuk belajar tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle).

Arman Fuwadi, Kepala Bidang Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Kabid PSLB3) DLH Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa di Ondomohen, para peserta mendapatkan pelajaran lebih jauh mengenai integrasi antara, pengelolaan sampah, sistem hidroponik dan peternakan ikan di saluran air.

"Sungguh dua kampung yang menarik, di Ondomohen ini kita mendapatkan inspirasi baru bahwa pengelolaan lingkungan tidak hanya sebatas mengumpulkan sampah, namun bisa diintegrasikan dengan inovasi yang lainnya," jelas Arman, Senin (11/10/2024).

Dirinya menyoroti sirkulasi pengelolaan lingkungan yang terjadi di Kampoeng Oase Ondomohen, yang mana sampah-sampah di kampung itu menjadi pakan maggot (larva lalat). Kemudian maggot tersebut dijadikan pakan ikan di saluran air, dan air tersebut menjadi bagus untuk tanaman hidroponik.

"Ya tentu kami harap sistem ini juga bisa kami tirujadi tidak hanya kita lihat disini tapi menjadi pelajaran untuk kita terapkan saat kembali ke Kabupaten Kediri," ungkapnya.

Arman menekankan bahwa yang menjadi tantangan terberat bagi pihaknya untuk menjalankan program pengelolaan lingkungan adalah konsistensi dari seluruh pihak yang terlibat, karena program ini harus memiliki sifat berkelanjutan.

“Di sini, kami belajar bahwa pengelolaan lingkungan tidak hanya soal mengumpulkan sampah, tapi bagaimana menciptakan sinergi dengan pihak lain," tambahnya.

Sementara itu, Meika Dwi Nastiti, selaku Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Muda dari DLH Kabupaten Kediri, menyatakan pentingnya membuka paradigma baru dalam mengelola sampah. Utamanya saat ini pihaknya mengetahui bahwa Kampoeng Oase di Surabaya sudah menjadi destinasi untuk wisata edukasi mengenai lingkungan.

“Kami ingin para pengurus bank sampah di Kediri melihat bahwa pengelolaan sampah bisa dikembangkan menjadi edu wisata, yang tidak hanya meningkatkan ekonomi tetapi juga membawa perubahan lingkungan yang signifikan," ucap Meika.

Peserta lainnya dalam rombongan ini yaitu Puput Puja Rosinta, yang merupakan Pembina Bank Sampah dari Kediri, merasa kunjungan ini memberikan pelajaran berharga tentang pemanfaatan limbah yang belum maksimal di wilayahnya. 

“Kami belajar banyak tentang bagaimana memanfaatkan limbah rumah tangga untuk peternakan magot, yang ternyata sangat bermanfaat sebagai pakan ikan dan ternak, semoga kami bisa menerapkan ini di Kabupaten Kediri,” ujarnya.

Masih di lokasi yang sama, Mus Mulyono, selaku Ketua Kampoeng Oase Ondomohen, menyampaikan kebanggaannya atas kunjungan ini.

“Ini menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan di sini diakui oleh masyarakat luar. Semoga apa yang kami terapkan bisa menjadi inspirasi untuk wilayah lain, dan bersama-sama kita bisa buat Kota kita masing-masing menjadi kebih sejuk dan nyaman," pesan Mus.

Ikut hadir mendampingi, Adi Candra, Pembina Kampoeng Oase Ondomohen dan Kampoeng Oase Songo yang juga sekaligus ketua Kampoeng Oase Grup, menuturkan bahwa kunjungan ini bisa menjadi media untuk saling belajar.

“Kita di sini ingin mengembangkan konsep sister kampung, jadi nantinya tidak terputus, terus saling berbagi pengetahuan dan inovasi antara kita yang ada di Surabaya dan mereka yang ada di Kediri," sebut Adi.

"Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan media, kami berharap kampung ini bisa menjadi model pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs),” tutupnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan inisiasi oleh DLH Kabupaten Kediri, berkolaborasi dengan Kampoeng Oase Surabaya, Perbanusa DPD I Jawa Timur, dan dipromosikan Indonesian Fighter Tourism Associaton (IFTA) Jelajah Indonesia. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow