Jadi Ikon Utama Kampung Batik, Murni Konsisten Kembangkan Batik Alami Motif Khas Madiun

Sebagai kota perdagangan dan industri, Kota Madiun memiliki berbagai potensi industri yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satu industri yang terus dikembangkan oleh pemerintah kota Madiun adalah industri batik. Hal ini dibuktikan dengan didrikannya kampung batik Madiun yang menjadi pusat industri batik di kelas UMKM. Salah satunya adalah batik Murni, yang terus bergelut secara konsisten dalam pengembangan batik khas Madiun, utamanya pada jenis batik alam.

20 Oct 2023 - 07:15
Jadi Ikon Utama Kampung Batik, Murni Konsisten Kembangkan Batik Alami Motif Khas Madiun
Murni bersama karya batik alam motif khas Madiun (Ratna/SJP)

Kota Madiun, SJP - Sebagai kota perdagangan dan industri, Kota Madiun memiliki berbagai potensi industri yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Industri yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Kota Madiun adalah industri batik. Hal ini dibuktikan dengan didrikannya kampung batik Madiun yang menjadi pusat industri batik di kelas UMKM. 

Salah satunya adalah batik Murni, yang terus bergelut secara konsisten dalam pengembangan batik khas Madiun, utamanya pada jenis batik alam.

Diwawancarai oleh suarajatimpost.com pada Jumat (20/10/2023), Murni, pendiri dan pemilik batik Murni Madiun menceritakan awal mula dirinya mencintai batik dan memutuskan untuk menggeluti industri batik secara konsisten.

"Pada mulanya, berangkat dari bagaimana pendahulu saya seperti ibu saya yang secara konsisten menggunakan jarik dan kebaya pada tiap kesempatan. Jadi memang sudah familiar dengan batik. Kemudian dari sana timbul kesadaran saya bahwa batik memang harus dilestarikan dan terus dikembangkan sebab keindahan dan filosofinya yang kuat," kisah Murni.

Semangat itu rupanya mendapatkan restu dari Tuhan, dengan datangnya kesempatan bagi Murni untuk mengikuti kelas pelatihan batik yang diselenggarakan oleh PKK Kota Madiun pada tahun 2010 disusul berbagai pelatihan lain di waktu-waktu sesudahnya.

"Alhamdulillah, tekad saya didengarkan oleh Tuhan. Pada tahun 2010, saya berkesempatan untuk mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarkan PKK Kota Madiun," ujarnya.

Hal ini kemudian semakin mendorong Murni untuk memulai usaha batik tulis dan terus belajar mengenai batik. Disusul kemudian pada tahun 2011 dirinya berkesempatan untuk mengikuti pelatihan batik warna alam di Balai Batik Yogyakarta. 

"Pada 2011 saya melanjutkan lagi proses belajar saya tentang batik dengan mengikuti kelas pendalaman batik warna alami di Balai Batik Yogyakarta," sambungnya.

Dijelaskan oleh Murni, batik alami adalah proses pewarnaan batik dengan menggunakan bahan-bahan alami yang menghasilkan warna yang khas dan berbeda dari batik yang diwarnai dengan bahan kimia.

"Jadi batik alami itu proses pewarnaannya menggunakan bahan alami, dan menghasilkan warna yang khas, lebih lembut. Contohnya warna kuning dihasilkan dari kulit pohon mangga dan daunnya. Selain itu juga ada yang dari kulit pohon mahoni, kayu tinggi, jalawe dan sebagainya," jelas Murni.

Tak hanya berfokus pada kekhasan batik alami, Murni juga terus mengembangkan motif khas batik Madiun yang unik. Motif batik khas Madiun ini, menurut Murni, mengangkat keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang ada di Madiun.

"Contohnya, batik motif pecel, juga ada batik motif pendekar. Cantik dan unik, sangat digemari oleh penyuka batik, terutama untuk motif pecel," terangnya.

Menjelaskan tentang batik motif pecel, Murni berkata bahwa pola pada batik motif  pecel mengusung gambar-gambar sumber daya alam Madiun yang lazimnya ada di sepiring nasi pecel. 

Keunikan batik alami dengan motif khas Madiun ini, selain berhasil merangkul pecinta batik di tanah air juga sudah sampai ke mancanegara sebagai oleh-oleh khas Madiun.

"Dalam lawatan-lawatannya ke luar negeri, Bapak Wali Kota juga beberapa kali membawa batik kami sebagai buah tangan. Jadi sudah sampai ke mancanegara juga," tutur Murni.

Lebih lanjut, Murni pun menjelaskan keunikan batik alami motif khas Madiun karyanya.

"Seperti ini contohnya, ada motif daun singkong, kacang panjang, kembang turi dan kacang tanah yang ada di sepiring nasi pecel. Kita kombinasikan juga dengan motif klasik seperti parang atau kawung," tuturnya.

Mengenai proses produksi batik sendiri, salah seorang pegawai yang pada saat itu sedang melakukan proses penguncian juga menjelaskan bahwa dalam membatik terdapat enam proses.

"Yang pertama proses desain, kedua proses ngeblat (menerapkan desain ke atas kain), ketiga menggambar pola dengan canting, keempat mengisi warna, kelima mengunci warna, terakhir nglorot atau merebus batik," jelas pegawai tersebut.

Murni menambahkan, proses penguncian warna pada batik alami berbeda dengan batik kimia. Pada batik alami, proses penguncian warna menggunakan tawas, sedangkan untuk batik berbahan kimia menggunakan bahan kimia pula.

Hingga saat ini, Murni Batik terus aktif mengembangkan kerjasama berupa pelatihan batik dan kolaborasi berbagai event fashion dan budaya dengan berbagai komunitas, baik di wilayah Kota Madiun, hingga luar kota dan provinsi.

"Hingga saat ini, kami sudah berkolaborasi dengan berbagai komunitas, juga pemerintah daerah. Selain itu juga berkolaborasi dengan para desainer untuk berbagai gelaran fashion show batik agar batik tidak lagi dianggap kuno dan tidak sesuai zaman," ujarnya.

Menutup wawancaranya dengan suarajatimpost.com, Murni berpesan pada generasi muda agar terus mencintai batik dan mau mengembangkan industri batik agar warisan budaya Nusantara yang adiluhung ini tidak punah.

"Sebagai pecinta batik dan pelaku batik, saya ingin berpesan pada generasi muda agar tidak malu menggunakan batik, serta mau berkreasi, mengembangkan dan mempromosikan batik dalam kehidupan sehari-hari agar batik tetap lestari hingga anak cucu kita di masa mendatang," pungkasnya. (*)

Editor : Queen Ve

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow