Ini Kronologi Bangkrutnya Tupperware
Perusahaan wadah makanan ikonik favorit emak-emak ini mengalami kerugian finansial terkait permintaan barang yang semakin berkurang dan juga lonjakan biaya bahan baku pascapandemi.
Florida, SJP – Tupperware Brands Corp. dan beberapa anak perusahaannya telah menyatakan bangkrut dengan mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada hari Rabu (18/9).
Perusahaan wadah makanan ikonik favorit emak-emak ini mengalami kerugian finansial terkait permintaan barang yang semakin berkurang dan juga lonjakan biaya bahan baku pascapandemi.
Harga resin plastik makin naik, seiring dengan biaya tenaga kerja dan pengiriman diana margin Tupperware makin tertekan.
Padahal saat pandemi Covid 19, terjadi peningkatan permintaan.
Pasalnya, banyak orang memasak di rumah dimana konsumen sangat membutuhkan wadah plastik kedap udara warna warni ini.
“Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang sulit,” kata Chief Executive Officer Laurie Goldman dalam siaran pers perusahaan tersebut.
Pengajuan perlindungan kebangkrutan perusahaan ini dilakukan setelah Tupperware melanggar ketentuan utangnya.
Karena itulah, Tupperware kini meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan, begitu seperti dikutip dari Bloomberg.
Perusahaan tersebut mencatatkan estimasi aset sebesar $500 juta-$1 miliar dan estimasi liabilitas sebesar $1 miliar-$10 miliar.
Data tersebut diambil dari pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware, yang menunjukkan jumlah kreditor berada di antara 50.001-100.000.
Sebenarnya, Tupperware telah mencoba bangkit dari kondisi ini selama sekitar empat tahun.
Upaya ini dilakukan setelah perusahaan melaporkan penurunan angka penjualan selama enam kuartal berturut-turut.
Tempo tersebut terhitung sejak kuartal ketiga tahun 2021.
Penyebabnya adalah inflasi yang tinggi dimana hal ini menghambat konsumen berpenghasilan rendah dan menengah untuk melakukan pembelian.
Pada tahun 2023, Tupperware sempat menyelesaikan perjanjian dengan pemberi pinjamannya dalam merestrukturisasi kewajiban utangnya.
Tupperware juga telah menandatangani bank investasi Moelis & Co untuk membantu mengeksplorasi alternatif menyelamatkan perusahaan.
Sejak itu, perusahaan menunjuk veteran industri barang konsumen Laurie Ann Goldman sebagai CEO.
Selain itu, perusahaan juga menyewa bank investasi Moelis & Co untuk mengeksplorasi alternatif strategis.
Hal ini dilakukan setelah ditemukannya salah saji periode sebelumnya dalam pelaporan keuangan.
Lalu tercapailah kesepakatan untuk merestrukturisasi utangnya.
Perusahaan, yang sebelumnya menunda pengajuan 10K untuk tahun 2022, juga mengajukan NT10-K pada hari Jumat (13/9) lalu.
Pengajuan ini untuk memberitahukan bahwa mereka akan menunda pengajuan 10-K untuk tahun 2023.(**)
Sumber: Bloomberg
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?