Ingin Tobat, Wanita Open BO di Malang Terjaring Operasi Pekat
Ungkapan seorang wanita yang terpaksa menjalani profesi dengan Open BO Mawar adalah agar tetap bisa menghasilkan uang, untuk memenuhi keperluan anaknya karena ia adalah seorang single parent
Kota Malang, SJP - Naas dialami Mawar (bukan nama sebenarnya), pasalnya wanita berparas cantik asal Provinsi Banten harus berurusan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Malang lantaran kedapatan sebagai pekerja seks komersial (PSK) melalui aplikasi MiChat yang saat ini kerap dimanfaatkan untuk transaksi prostitusi online.
Mawar diamankan operasi penyakit masyarakat (pekat) yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang, saat menerima seorang hidung belang yang menginginkan jasa esek-esek di sebuah kamar di Dewarna Hotel, Jalan Zainul Arifin.
"Sebenarnya, kemarin saya ingin pulang ke Banten, saya ingin berhenti dan tobat, saya ingin mengawali ramadan bersama keluarga," kata wanita berumur 24 tahun ini.
Mawar menjelaskan, dirinya ingin melakukan aktivitas di Bulan Ramadan bersama buah hatinya yang saat ini masih belum genap berusia 5 tahun.
"Saya single parent, sebenarnya juga mikir, bagaimana anak saya. Saya ingin menemani dia selama Bulan Ramadan. Saya ingin berhenti dari pekerjaan ini," jelasnya.
Bunga mengaku, kala itu dirinya sedang berusaha mengais rezeki di Kota Malang dengan menjadi Wanita Open booking online (BO) dan mendapat seorang pelanggan, namun ketika pelanggan itu datang, selang beberapa menit ada petugas yang mengetuk pintu untuk melakukan pemeriksaan.
"Saat itu saya baru saja kedatangan tamu. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, dan ternyata petugas yang akan melakukan pemeriksaan. Kami masih belum ngapa-ngapain. Saya masih menggunakan celana pendek dan kaos," terangnya.
Mawar terpaksa memilih pekerjaan tersebut agar tetap bisa menghasilkan uang, untuk memenuhi keperluan anaknya. "Ya mau bagaimana lagi. Jaman sekarang cari kerja juga susah. Jadi mau tidak mau," tegasnya.
Untuk sekali kencan, Mawar mematok dengan harga di kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Dalam sehari, paling banyak ia menerima hingga 5 orang pria untuk mengencaninya.
"Saya biasanya Rp 300 ribu sudah nett (tidak bisa ditawar)," akunya.
Dirinya pun mengaku bahwa menjadi PSK juga atas saran dari sejumlah teman yang dulunya juga menjajaki bisnis serupa. Termasuk saran untuk menjajal bisnis esek-esek di Malang.
"Tapi teman (yang menyarankan) itu sudah berhenti. Jadi ada slentingan-slentingan, coba aja di Malang," katanya.
Ditambah rasa penasaran untuk menjajaki Jawa Timur, khususnya di Kota Malang, Mawar akhirnya beranjak ke Malang. Sementara sebelumnya, ia banyak beraktivitas di kerabatnya yang ada di Bali.
"Kalau di Bali hanya main-main saja. Tapi kalau untuk kerja begini (Open BO), baru di Malang," tuturnya dengan nada menyesal.
Saat ini, dirinya pun harus menjalani pembinaan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang. Selain itu juga diminta untuk melakukan wajib lapor ke Kantor Satpol PP Kota Malang.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?