Guncangan Dua Kali Gempa Kabupaten Malang dalam Sepekan, Ini Penjelasan BMKG
Menurut Ma’muri, dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi pada Sabtu lalu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia
Kabupaten Malang, SJP - Dalam sepekan, Kabupaten Malang diguncang gempa bumi, untuk yang pertama berkekuatan Magnitudo (M) 4,7 dan yang kedua berkekuatan Magnitudo 5,2.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi pertama berkekuatan M 4,7 terjadi pada Senin (27/11/2023).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.86° LS; 112.81° BT tepatnya di laut pada jarak 84 km arah Tenggara Kabupaten Malang dengan kedalaman 109 Km.
Sedangkan gempa bumi yang kedua terjadi Sabtu (2/12/2023), berkekuatan M5,2. letaknya di bagian Samudera Hindia Selatan Malang.
Dengan episenter gempa bumi tersebut terletak pada koordinat 10,05° LS ; 112,47° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 212 Km arah Barat Daya Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 47 km.
Kepala BMKG Karangkates Malang, Ma’muri, katakan peristiwa gempa bumi di Kabupaten Malang ini yang pertama terdeteksi pukul 15.19, sedangkan gempa bumi yang itu guncangannya sekitar pukul 12.37.
"Gempa tektonik itu terasa di Malang dan sekitarnya. Tapi kalau memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi itu terjadi akibat adanya aktivitas pada zona subduksi," ucapnya, saat dikonfirmasi awak media, Senin (4/12/2023).
Ma’muri menjelaskan, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Trenggalek, Malang, Banyuwangi, Jember, Blitar dan Gunungkidul.
"Hingga saat ini kami tidak menerima laporan dampak hingga kerusakan," jelasnya.
Menurut Ma’muri, dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi pada Sabtu lalu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan kombinasi pergerakan naik. Tapi, gempa bumi keduanya itu tidak berpotensi terjadi tsunami," tegasnya.
Akan tetapi, lanjut Ma'muri, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," pintanya. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?