DWP Inspektorat Jatim Gelar Workshop Metode Foniks Pintar: Tingkatkan Pemenuhan Hak Literasi Pada Anak

Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang solusi dalam mengahadapi anak-anak yang kesulitan belajar membaca dan menulis, terutama kepada para orang tua, guru maupun terapis yang menjadi target utama dalam kegiatan ini.

25 Aug 2024 - 21:15
DWP Inspektorat Jatim Gelar Workshop Metode Foniks Pintar: Tingkatkan Pemenuhan Hak Literasi Pada Anak
Iis Hendro Gunawan saat berikan sambutan dalam workshop 'Solusi Mudah Membaca dengan Metode Fonik Pintar' bersama para guru, orangtua dan terapis (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Literasi menjadi salah satu fondasi penting bagi perkembangan anak-anak di seluruh dunia, keterampilan membaca dan menulis tidak hanya memungkinkan anak untuk memahami dunia di sekitarnya, tetapi juga membuka pintu menuju pengetahuan dan kreativitas tanpa batas. 

Sayangnya, bagi anak-anak dengan gangguan seperti disleksia, kemampuan ini tidak selalu datang dengan mudah, mereka kerap kali terhambat oleh tantangan dalam memahami dan mengartikan huruf serta kata-kata.

Di Indonesia, meskipun literasi adalah hak asasi yang harus dinikmati setiap anak, belum semua mendapatkan akses atau dukungan yang memadai, karenanya muncul kebutuhan akan pendekatan yang lebih efektif dalam membantu anak-anak dengan gangguan belajar.

Dalam upaya meningkatkan kualitas literasi bagi anak-anak, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inspektorat Provinsi Jawa Timur dan Perkumpulan Penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini Provinsi Jawa Timur (PP PAUD Jatim), bekerja sama dengan lembaga konsultasi khusus pendidikan Athalia's Blessing Special Education adakan workshop bersama para guru, orangtua dan terapis.

Workshop yang mengangkat tajuk 'Solusi Mudah Membaca dengan Metode Fonik Pintar' ini berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (24/8) hingga Minggu (25/8) di Gedung Inspektorat Provinsi Jawa Timur, Sidoarjo.

Ketua DWP Inspektorat Jawa Timur, Iis Hendro Gunawan, menjabarkan bahwa kegiatan ini menekankan pentingnya deteksi dan intervensi dini untuk anak-anak yang mengalami gangguan baca dan tulis, utamanya adalah gangguan disleksia.

"Disleksia adalah masalah yang tampak sederhana namun memiliki dampak yang signifikan jika tidak ditangani sejak dini, mengakibatkan mereka kesulitan untuk bisa bersosialisasi dengan baik bahkan saat sudah dewasa," ujar Iis, Minggu (25/8).

Menurut Iis, dengan penggunaan metode yang tepat, anak-anak dapat mengatasi gangguan ini dan mengembangkan kemampuan literasi mereka dengan lebih baik, karena itulah Prof. Ong dari Malaysia diundang menjadi narasumber utama untuk mengenalkan metode foniks pintar.

Iis juga mengungkapkan bahwa Indonesia belum memiliki ahli di bidang terkait, dan Prof. Ong diundang untuk mengajarkan metode fonik pintar yang mampu memberikan solusi yang lebih komprehensif, dibandingkan dengan metode pengajaran yang umumnya digunakan di Indonesia, yaitu pengulangan bacaan secara berulang-ulang (remedial).

"Metode fonik pintar memberikan pendekatan yang lebih luas dan mendasar, ini sangat penting, terutama bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti disleksia dan gangguan spektrum lain," tambahnya.

Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang solusi dalam mengahadapi anak-anak yang kesulitan belajar membaca dan menulis, terutama kepada para orang tua, guru maupun terapis yang menjadi target utama dalam kegiatan ini 

"Jadi yang semula mengajari anak tidak bisa-bisa, dengan metode foniks pintar yang diajarkan Prof. Ong ini diharapkan membantu mereka agar anak-anak itu lebih mudah mengembangkan potensinya, karena saat anak tidka bisa distimulasi ya kita harus intervensi, barulah setelah intervensi masih kesusahan baru kita terapi," tandas Iis.

Sementara itu, Prof. Ong Puay Hoon sebagai narasumber utama yang merupakan ahli kognitif sekaligus pendiri Persatuan Disleksia Sarawak, menjelaskan bahwa disleksia bukanlah gangguan intelektual atau penglihatan, melainkan masalah dalam cara otak memproses huruf dan suara. 

"Di zaman prasejarah, manusia tidak membutuhkan kemampuan membaca, dengan perkembangan peradaban dan pencatatan sejarah melalui tulisan, membaca menjadi keterampilan yang sangat penting," tutur Prof. Ong.

"Dan bagi beberapa anak, termasuk anak-anak disleksia, otak mereka belum terkoordinasi dengan baik untuk memahami hubungan antara huruf dan bunyi," imbuhnya.

Dengan melalui metode fonik pintar, menurutnya, anak-anak akan diberikan pendekatan yang lebih alami dengan fokus pada bunyi, yang dapat membantu anak-anak memahami huruf dan kata dengan cara yang lebih logis dan natural.

Metode ini terbukti sangatlah efektif dalam mendidik anak dalam hal membaca, Prof. Ong menjelaskan bahwa jika anak dengan gangguan disleksia saja bisa menerima metode ini dengan baik, mengartikan bahwa metode ini juga baik untuk anak-anak lain secara umum.

"Setiap anak berhak mendapatkan akses terhadap literasi yang baik, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga memahami dan menerapkan pengetahuan yang didapat. Ini adalah kunci untuk menjadi manusia yang utuh," ujarnya dengan penuh harap.

Workshop ini juga mendapat dukungan dari Agil Torresia Nirwanasari, praktisi pendidikan khusus sekaligus pemilik Athalia's Blessing - Special Education, ia menekankan bahwa dengan semakin banyaknya anak yang bisa membaca, maka semakin tinggi pula apresiasi atas literasi dalam suatu negara.

"Dengan dikenalkannya metode ini, ingin sekali melihat lebih banyak anak di Indonesia yang termotivasi dan gemar membaca," kata Agil.

Selama dua hari pelaksanaan, workshop ini berhasil memberikan bekal kepada para peserta yang terdiri dari guru, terapis, dan orang tua, Agil berharap metode fonik pintar bisa diaplikasikan dalam proses pengajaran sehari-hari, oleh tenaga pendidik maupun orangtua.

"Kami berharap metode ini bisa menjadi jawaban bagi para guru dan orang tua yang selama ini kesulitan mengajarkan anak membaca, ketika anak-anak sudah bisa membaca, lebih banyak buku yang akan terbaca, dan pengetahuan mereka pun akan semakin luas," pungkas Agil menutup pembicaraan.

Dengan diselenggarakannya workshop ini, diharapkan literasi di Indonesia akan terus meningkat, memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih cerah, terutama mereka yang mengalami hambatan dalam proses belajar. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow