Duh, DBD di Probolinggo Tertinggi di Jatim! 12 Berujung Kematian
Pada bulan Februari, jumlah pasien DBD mencapai 600 orang, namun angka ini kini telah melonjak menjadi 993 pasien dengan 12 kasus kematian.
Kabupaten Probolinggo, SJP - Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur rupanya mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), sejak Januari hingga Maret 2024 sudah sebanyak 993 kasus.
Parahnya, dari jumlah tersebut 12 diantaranya berujung kematian akibat dari nyamuk Aedes Aegypti itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika, menjelaskan bahwa angka kasus DBD terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Pada bulan Februari, jumlah pasien DBD mencapai 600 orang, namun angka ini kini telah melonjak menjadi 993 pasien dengan 12 kasus kematian.
Wilayah-wilayah yang paling banyak terdampak berada di bagian timur Kabupaten Probolinggo, seperti Kecamatan Besuk, Paiton, dan Kraksaan.
Meskipun tren kasus DBD mulai menurun di beberapa kecamatan, dr. Nina menekankan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah kunci dalam menekan penyebaran penyakit ini.
Setiap rumah diharapkan melakukan PSN secara menyeluruh, tidak hanya rumah pasien DBD, tetapi juga rumah-rumah lainnya termasuk rumah pejabat.
Hal ini karena DBD merupakan penyakit yang bersumber dari lingkungan, sehingga kebersihan lingkungan harus dijaga dengan baik.
Menurut dr. Nina, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN di rumah masing-masing sangat penting untuk mencegah penyebaran DBD.
Meskipun angka kasus DBD di Probolinggo tinggi, namun belum ada Kasus Luar Biasa (KLB) yang terjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan penanganan kasus DBD telah dilakukan dengan baik oleh pihak terkait.
Dalam kesempatan itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah penyebaran DBD dengan cara melakukan PSN secara rutin dan menyeluruh.
Dengan demikian, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan dan tidak menimbulkan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo.
Termasuk pentingnya upaya pencegahan yang dilakukan tidak hanya oleh individu, tetapi juga oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?