Dua Bulan Tak Ada Hujan, Bojonegoro Kategori Kekeringan Ekstrim
Data tersebut berdasar hasil monitoring kekeringan meteorologis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Akibat dari tak ada hujan selama 60 hari itu, terjadi peningkatan suplai air bersih.
Kabupaten Bojonegoro, SJP - Pada musim kemarau tahun 2024 ini, Kabupaten Bojonegoro termasuk dalam kategori 'Kering Ekstrim', sebab sudah selama kurang lebih dua bulan tak ada setetespun air yang turun dari langit.
Data tersebut berdasar hasil monitoring kekeringan meteorologis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Akibat dari tak ada hujan selama 60 hari itu, terjadi peningkatan suplai air bersih.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban Zem Irianto Padama mnyebutkan, hasil dari monitoring hari tanpa hujan (HTH), Kabupaten Bojonegoro termasuk dalam kategori kekeringan panjang, bahkan sebagian sudah kategori kekeringan ekstrim.
"Kriteria kekeringan ekstrim yakni jika wilayah itu tidak ada hujan selama 60 hari," sebutnya, Rabu (4/9).
Ada dua kriteria kekeringan yakni, jika suatu wilayah tidak terdapat hujan selama 21 hari, maka masuk kategori kekeringan panjang, dan jika tidak terdapat hujan selama 31 hingga 60 hari, maka termasuk dalam kategori kekeringan sangat panjang.
"Data tersebut diperolah dari pos hujan Kecamatan Kota, dan Pos Hujan Leran, Kecamatan Kalitidu," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Laela Nor Aeny mengatakan, hingga Senin (2/9) kemarin pihaknya telah mendistribusikan air bersih sebanyak 417 tangki untuk 18 desa yang tersebar di 18 kecamatan.
"Setiap tangki berisi 5.000 liter air bersih, total sampai saat ini sudah 2 juta liter kami distribusikan," paparnya.
sebagai tambahan, pendistribusian air bersih yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bojonegoro telah berlangsung sejak bulan Juli lalu, dan dilakukan sesuai permintaan.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?