Dinsos Jember Dalami Kasus Ibu Lahirkan Bayi di Rumah Kosong

Selain akan mendalami informasi, Dinsos Jember pun juga akan memberikan pendampingan kepada ibu muda tersebut.

28 Feb 2024 - 11:15
Dinsos Jember Dalami Kasus Ibu Lahirkan Bayi di Rumah Kosong
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jember Ahmad Helmy Luqman.(Ulum/SJP)

Kabupaten Jember, SJP- Perum Grand Puri Bunga Nirwana Blok Casablanca, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember sempat dihebohkan kejadian tragis.

Warga, dikejutkan suara tangis bayi di dalam salah satu rumah kosong di wilayah perumahan setempat, yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Selasa (27/2/2024) kemarin.

Didapati ada seorang ibu yang melahirkan bayi perempuan seorang diri. 

Beruntung ibu dan bayi malang itu tampak sehat, meskipun saat itu kondisi tali pusar atau plasenta si bayi masih menempel di tubuh bayi.

Terkait kejadian tersebut, diketahui identitas ibu yang melahirkan seorang diri itu berinisial NS (16) warga Kecamatan Arjasa, Jember.

Namun terkait alasan ibu muda itu sampai melahirkan di dalam rumah kosong di wilayah perumahan, Dinsos Jember bersama jajaran Muspika Kecamatan Sumbersari masih mendalami informasinya.

"Dari kejadian itu, kami dibantu Muspika setempat masih mendalami informasinya. Karena terkait kondisi ibu masih labil, sehingga kami masih menunggu untuk menanyai alasannya," kata Kepala Dinsos (Kadinsos) Jember Ahmad Helmi Lukman, Rabu 28 Februari 2024.

Bahkan, terkait informasi warga yang kabarnya ibu muda itu diantar oleh seseorang.

"Kita juga masih berkoordinasi dengan aparat hukum wilayah setempat untuk mendalami informasinya. Nantinya juga kami akan komunikasikan lagi, alasan kenapa saat ditanya soal alamat rumah dan lain sebagainya, si ibu kok tampak trauma (menunjukkan ketakutan). Bahkan sampai mengaku berasal dari luar kota Jember," sambungnya.

Beruntung, kata Helmi, saat dilakukan koordinasi cepat dengan Dispendukcapil Jember. Langsung dilakukan screening perekaman untuk memastikan asal dari ibu muda itu.

"Sehingga dapat diketahui alamat asli dari ibu muda itu. Nah hari ini, kami saat ini juga masih berkoordinasi dengan Kades (sesuai alamat ibu muda dari perekaman adminduk), untuk menjalin komunikasi terutama dari pihak keluarga dari ibu muda itu," ujar Helmi.

"Nantinya akan kami dalami alasan kenapa kok pergi dari rumah? Kenapa kok bekerja ke orang lain (sebagai Asisten Rumah Tangga), kemudian juga akan kami tanyai soal laki-laki yang dikenal ibu muda itu, apakah sudah sepengatahuan orang tuanya?" imbuhnya.

Namun demikian, soal kabar yang beredar jika ibu muda ini sudah bersuami. Helmi mengatakan, jika hal itupun juga masih belum jelas informasinya.

"Karena dari pihak keluarga menegaskan belum. Pihak orang tua ibu muda menyatakan tidak ada itu (memiliki suami)," ungkapnya.

Dengan kondisi dari ibu muda yang dinilai labil itu, lebih lanjut kata Helmi, pihaknya pun juga berkoordinasi dengan Dinkes Jember dan RSD dr. Soebandi Jember 

"Untuk nantinya menerjunkan tim psikiatri atau psikolog, untuk mendalami secara pelan-pelan. Tujuannya agar tidak mengguncang kejiwaannya juga, apalagi juga kondisi si ibu baru melahirkan itu. Khawatir guncangan yang dirasakan semakin keras. Sehingga kita melakukan pendekatan pelan-pelan," tuturnya.

Kata Helmi, dengan persoalan kasus ini. Selain akan mendalami informasi, pihaknya pun juga akan memberikan pendampingan.

"Karena kan kondisinya saat itu, melahirkan sendirian, ditinggalkan seseorang (di lapangan sekitar perumahan). Ini kan perlu ada perhatian khusus. Lebih lanjut kami juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian, untuk memberikan pendampingan. Kami dari Dinsos Jember, juga nanti ada pendamping sosial," ujarnya.

Helmi juga menambahkan, untuk saat ini kondisi ibu muda dan bayi yang baru dilahirkan kondisinya sehat. Namun masih menjalani perawatan di Puskesmas Sumbersari, Jember.

"Tapi untuk keamanan, kami juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat, dan Ketua RT sekitar puskesmas untuk berjaga," katanya menambahkan.

Namun untuk perawatan ibu dan anak ini, lanjut Helmi, berada di ruang terpisah.

"Baru kalau saat menyusui, nanti oleh petugas puskesmas akan diantar bayinya agar dapat menyusu ke ibunya. Pemisahan perawatan ini dilakukan khusus dan terpisah, karena kan kita tidak tahu kondisi ibunya masih labil, khawatir juga ada hal-hal yang tidak diinginkan. Apakah itu melarikan diri, atau melakukan sesuatu hal kepada si bayi. Ini kan yang perlu dijaga," jelasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow