Dinkes Batu Antisipasi Leptospirosis di Musim Penghujan

Langkah deteksi dini telah dilakukan dengan memeriksa gejala pasien serta menggali riwayat aktivitas atau pekerjaan pasien dalam satu hingga dua minggu terakhir.

16 Nov 2024 - 20:01
Dinkes Batu Antisipasi Leptospirosis di Musim Penghujan
Permainan saat musim penghujan yang berpotensi Leptospirosis (Dok/Arul/SJP)

KOTA BATU, SJP - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit leptospirosis selama musim penghujan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira dari urine hewan, terutama tikus karena berpotensi menimbulkan dampak serius, termasuk gagal ginjal hingga kematian.

Kepala Dinkes Kota Batu Aditya Prasaja pada Sabtu (16/11/2024) menyampaikan, langkah deteksi dini telah dilakukan dengan memeriksa gejala pasien serta menggali riwayat aktivitas atau pekerjaan pasien dalam satu hingga dua minggu terakhir.

"Deteksi dini ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) terkait Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis," ujarnya.

Dinkes Batu juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan reagen rapid test leptospirosis. Selain itu, juga melibatkan Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam upaya pencegahan melalui sosialisasi ke masyarakat.

Surat Kewaspadaan Leptospirosis juga telah disebarkan ke desa, kelurahan, dan rumah sakit sebagai bagian dari langkah antisipasi. Hal ini dikarenakan berdasarkan laporan pada 2024 sudah tercatat dua kasus leptospirosis di Kota Batu, sementara pada 2023 tidak ada kasus yang ditemukan.

"Gejala awal leptospirosis meliputi mual, lemas, sakit kepala, nyeri betis, mata merah, dan kulit menguning. Sebagian besar kasus ditemukan pada laki-laki usia produktif yang bekerja sebagai petani atau di area yang banyak ditemukan tikus,” imbuhnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, menutup lubang-lubang rumah yang berpotensi menjadi akses tikus, dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Selain itu, penting menggunakan alas kaki saat bekerja di sawah, kebun, atau ladang serta mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah beraktivitas. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow