Depo Sidotopo Rayakan 100 Tahun Bersama Perkumpulan Begandring Soerabaia

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bangunan bersejarah dan menjelaskan proses perawatan fasilitas kereta api yang ada di Depo Lokomotif Sidotopo, dengan memberikan kesempatan kepada Perkumpulan Begandring Soerabaia untuk melihat kondisi Depo Sidotopo dari dekat

17 Oct 2023 - 15:30
Depo Sidotopo Rayakan 100 Tahun Bersama Perkumpulan Begandring Soerabaia
Kegiatan kunjungan oleh perkumpulan Begandring Soerabaia dengan PT KAI Daop 8 Surabaya di Depo Sidotopo (Dok.Humas KAI Daop 8 Surabaya)

Surabaya, SJP - Sebagai wujud perhatian terhadap pelestarian warisan sejarah Surabaya, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero Daop 8 Surabaya telah mengundang Perkumpulan Begandring Soerabaia, sebuah komunitas yang peduli terhadap sejarah kereta api di Indonesia untuk mengunjungi Depo Sidotopo (17/10/2023).

Luqman Arif, selaku Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya, mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bangunan bersejarah dan menjelaskan proses perawatan fasilitas kereta api yang ada di Depo Lokomotif Sidotopo, dengan memberikan kesempatan kepada Perkumpulan Begandring Soerabaia untuk melihat kondisi Depo Sidotopo dari dekat.

"Depo Sidotopo yang sudah aktif digunakan sejak tahun 1923, sekarang pada tahun 2023 telah menginjak usia 100 tahun pada tahun 2023, dan kegiatan ini juga bertujuan untuk memfasilitasi interaksi langsung antara pecinta sejarah kereta api dan pengelola Depo Sidotopo" jelas Luqman Arif saat kegiatan kunjungan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Nanang Purwono selaku Ketua Perkumpulan Begandring Soerabaia berbagi cerita sejarah Depo Lokomotif Sidotopo pada masa Hindia Belanda. 

"Sebagai kota pelabuhan dan industri penting, Surabaya dipilih sebagai titik awal pembangunan jalur Kereta Api di Jawa Timur. Namun, terjadi kesulitan selama pembangunan jalur kereta oleh perusahaan swasta Nederlandsche Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) antara Semarang – Tanggung – Vorstenlanden (Surakarta & Yogyakarta), pihak swasta kehilangan minat untuk membangun jalur kereta di Hindia-Belanda," urai Nanang mengenai sejarah Depo Lokomotif Sidotopo.

"Oleh karena itu, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sendiri jalur kereta dengan mendirikan Staatsspoorwegen pada tanggal 6 April 1875. Proyek tersebut menghubungkan wilayah Surabaya – Pasuruan – Malang," lanjut Nanang.

Singkat cerita, jalur itu dibuka pertama kali pada tanggal 16 Mei 1878 untuk Surabaya – Pasuruan, dan selesaidengan dibukanya seksi terakhir antara Lawang – Malang pada tanggal 20 Juli 1879. 

Awalnya, perbengkelan dan depo lokomotif berkumpul di area stasiun Surabaya Kota, yang juga dikenal sebagai Stasiun Semut.

Namun karena jumlah rel bertambah dan ukuran lokomotif bertambah besar, dibangunlah Depo Lokomotif Baru yang lebih besar dan modern di Sidotopo guna mengatasi meningkatnya lalu lintas kereta api saat pengangkutan gula berlangsung.

"Daerah Sidotopo dulunya hanya berupa sawah, rawa-rawa, dan kampung. Kemudian berhasil direnovasi dalam waktu 3 tahun dengan emplasemen barang diselesaikan lebih dulu pada tahun 1921, yang luasnya lebih dari 80 hektar, dan dianggap sebagai emplasemen terbesar di Asia menurut "Deli Courant"," ujar Nanang.

Nanang juga menambahkan,Depo Lokomotif Sidotopo sendiri tercatat telah aktif digunakan sejak tahun 1923, seperti yang dijelaskan dalam buku perayaan ulang tahun Staatsspoorwegen ke-50 yang ditulis oleh S. A. Reitsma dan dalam buku "STOOMTRACTIE OP JAVA EN SUMATRA" oleh J.J.G Oegema.

Luqman Arif kembali menambahkan bahwa Semua yang ada di kawasan Depo Sidotopo ini masih mempertahankan ciri otentiknya. 

"Meskipun telah mengalami beberapa renovasi, bangunan aslinya tetap terjaga sejak awal pembangunan. Depo Sidotopo saat ini digunakan untuk perawatan dan perbaikan lokomotif, kereta, dan gerbong. Di kawasan ini juga terdapat stasiun, klinik kesehatan milik KAI, dan griya karya yang merupakan tempat beristirahat untuk masinis," tambah Luqman mengenai kondisi Depo Sidotopo.

Luqman berharap dengan adanya kegiatan kunjungan ini, diharapkan pengetahuan mengenai sejarah Depo Sidotopo akan semakin bertambah ke masyarakat yang lebih luas, sekaligus sebagai tanda memperingati 1 abad berdirinya Depo Sidotopo. (*)

Editor : Queen Ve

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow