Dalam 3 Tahun, Kota Batu Catat 10 Kasus Penderita Kusta
Meskipun Kota Batu bukan merupakan daerah endemis Kusta, tetapi setiap tahun masih ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru yang diperkirakan karena tingginya angka kunjungan Kota Batu serta interaksi penduduk dengan warga berbagai kota
Kota Batu, SJP - Dalam kurun waktu tiga tahun, penderita kusta di Kota Batu mencapai 10 kasus. Hal ini tercatat dari tahun 2020 - 2023 dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati, pada Senin (29/1/2024) mengatakan, penyakit kusta sendiri merupakan golongan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan.
"Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian. Kusta terbagi menjadi 2 jenis yaitu kusta kering (PB:Pausi Basiler/kuman sedikit) dan kusta basah (MB: Multi Basiler/kuman banyak)," ungkapnya.
Disinggung terkait korban, Susan mengakui adanya korban jiwa dari 10 orang yang terkena kusta terdapat 4 orang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan 4 orang sudah dinyatakan Release From Treatment (RFT) atau selesai berobat.
Lebih lanjut Susana menjelaskan, 4 orang yang meninggal dunia karena mengidap kusta tipe MB tahun 2021 dan 2022. Sebagai penyakit kelompok Neglected Desease (Penyakit Terabaikan), penyakit kusta perlu mendapatkan perhatian khusus dan menciptakan kesadaran terhadap stigma yang melekat pada penyakit ini.
"Sedangkan 2 rang sisanya masih dalam tahap pengobatan. Masing-masing dari mereka ini terkena kusta di tahun 2023 lalu. Kusta sendiri adalah penyakit yang disebarkan oleh sejenis bakteri dan dapat disembuhkan, jadi bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan atau penyakit keturunan seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat," imbuhnya.
Meskipun Kota Batu bukan merupakan daerah endemis kusta, tetapi setiap tahun masih ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru.
Angka kunjungan Kota Batu yang tinggi serta pengiriman produk pertanian keluar Kota Batu (interaksi penduduk dengan warga berbagai kota) menjadi potensi masih bisa munculnya penyakit ini.
Selain itu Susana juga mengatakan, kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular. Lantaran meskipun demikian, Dinkes Kota Batu tetap berusaha melakukan upaya deteksi ini, melalui kerja sama penemuan kasus dengan dokter spesialis kulit di semua rumah sakit di Kota Batu serta pemberian edukasi Cardinal Sign Kusta (bercak kulit mati rasa, penebalan syaraf disertai gangguan fungsi serta hasil pemeriksaan skin smear positif) kepada masyarakat. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?