Bitcoin Terjun Bebas, Prediksi Kebijakan AS Picu Kejatuhan Pasar Kripto

Pasar kripto kembali mengalami penurunan signifikan dalam 24 jam terakhir, dengan Bitcoin (BTC) mengalami penurunan harga

30 Dec 2024 - 19:59
Bitcoin Terjun Bebas, Prediksi Kebijakan AS Picu Kejatuhan Pasar Kripto
Mata uang digital bitcoin. ( Foto: Ina Fassbender / AFP via Getty Images )

Suarajatimpost.com - Pasar kripto kembali mengalami penurunan signifikan dalam 24 jam terakhir, dengan Bitcoin (BTC) mengalami penurunan harga akibat prediksi bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak akan melakukan pembelian Bitcoin pada tahun 2025.

Menurut data dari Coinmarketcap yang dirilis pada Senin (30/12/2024) pukul 06.20 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun sebesar 2,18% menjadi US$ 3,27 triliun. Bitcoin, yang merupakan aset digital dengan kapitalisasi terbesar, tercatat jatuh 1,8% menjadi US$ 93.497 per koin, atau sekitar Rp 1,51 miliar berdasarkan kurs Rp 16.185.

Penurunan juga terjadi pada Ethereum (ETH), yang turun 1,43% menjadi US$ 3.349 per koin, serta Binance (BNB) yang terpangkas 3,85% menjadi US$ 693 per koin.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh Alex Thorn, Kepala Riset Galaxy Digital, diprediksi bahwa pemerintah AS tidak akan melakukan pembelian Bitcoin dalam waktu dekat.

Meskipun terdapat pembicaraan mengenai kebijakan cadangan Bitcoin, Thorn menekankan bahwa fokus pemerintah akan lebih kepada pengelolaan cadangan Bitcoin yang sudah ada, bukan pada pembelian tambahan.

Saat ini, pemerintah AS memiliki sekitar 183.850 BTC, senilai US$ 17,36 miliar, yang tersebar di berbagai dompet.

Di tengah ketidakpastian ini, Senator Wyoming Cynthia Lummis mengusulkan RUU Bitcoin Act. Jika disetujui, RUU ini akan merubah pendekatan pemerintah AS terhadap Bitcoin secara signifikan, dengan usulan agar Departemen Keuangan membeli 200 ribu BTC setiap tahun selama lima tahun untuk membangun cadangan satu juta Bitcoin.

Analis dari Galaxy Digital, JW, juga menambahkan bahwa terdapat potensi bagi perusahaan Nasdaq 100 dan beberapa negara untuk mulai menambahkan Bitcoin ke dalam neraca atau dana kekayaan negara mereka.

Hal ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan persaingan global yang mendorong negara-negara, terutama yang bersikap konfrontatif terhadap AS, untuk mengadopsi strategi penambangan atau akumulasi Bitcoin.

Dengan pergerakan ini, masa depan Bitcoin dan aset kripto lainnya tetap penuh ketidakpastian, mengingat pengaruh kebijakan pemerintah dan dinamika pasar yang terus berubah. (**)

sumber: investor.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow