Bahas Keamanan Siber di ISTTS, Konjen AS Hadirkan Ahli dari Amerika Sebagai Pemateri
Amerika Serikat (USA) membuka pintu untuk jalin kolaborasi internasional dalam bidang keamanan siber dengan Indonesia demi wujudkan dunia digital yang lebih aman untuk segala lapisan masyarakat pengguna teknologi.
Surabaya, SJP - Konsulat Jenderal (Konjen) United State of America (USA) memperkenalkan program standar keamanan informasi dengan mendatangkan ahli keamanan siber kepada para mahasiswa di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS)
Program ini digelar sesuai dengan zaman yang serba digital seperti saat ini, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari manusia, meliputi pekerjaan, pendidikan, hingga hiburan bergantung pada internet dan perangkat digital.
Seiring dengan kemajuan teknologi, ancaman keamanan siber (Cybersecurity) juga semakin meningkat, dan jika tidak di cegah dapat merugikan individu, organisasi, dan bahkan negara.
Dalam giat guest lecture, kuliah satu hari bertajuk ‘Cyber Security Policy and Its Best Practice’, para mahasiswa ISTTS mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung bersama direktur perusahaan yang bergerak di bidang IT dari USA, CEO Stratigos, yakni Beau Woods.
Kepala Humas Konjen USA Joshua Shen mengatakan bahwa Konjen USA memiliki banyak program pada masing-masing bidang yang diperkenalkan di Indonesia, dan dalam kegiatan ini adalah upaya dalam pengenalan bidang keamanan siber.
“Kami ada banyak program, seperti budaya, bisnis dan teknologi, kadang-kadang pada misi Indonesia akan mengundang para ahli di bidangnya," jelas Joshua, Minggu (2/6).
"Dan dia (Beau Woods) sudah di Indonesia ini selama 12 hari, dan berkeliling dari Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan setelah ini akan ke Bandar Lampung." sambungnya.
Joshua mengungkapkan bahwa pengenalan siber kepada masyarakat, pelaku bisnis dan pihak pemerintah sangatlah bagus, karena bisa meningkatkan kewaspadaan dari kejahatan siber yang tidak dapat diprediksi.
“Jadi kami mau berbagi sedikit informasi tentang standar kebijakan, tools yang paling bagus di perusahaan, maupun di pemerintah Amerika dalam keamanan siber," paparnya.
Melalui kuliah satu hari ini, Joshua berharap akan timbul jalinan hubungan yang lebih baik antara Indonesia dan USA dalam lingkup pemerintahan resmi maupun universitas.
“Setelah kami kembali ke USA kami berharap diskusi ini berlanjut, guna meningkatkan keamanan informasi tentang apa yang perlu diperhatikan dan bagaimana mengajar generasi selanjutnya menjadi generasi yang baik agar lebih hati-hati pada tren saat ini di dunia digitalisasi,” tandas Joshua.
Sementara itu, Beau Woods selaku pemateri dalam kegiatan tersebut memberikan tanggapan positif terhadap respon dan antusiasme mahasiswa ISTTS, baginya banyak ada banyak mahasiswa yang tertarik dan ingin terjun ke dunia keamanan siber.
"Pertanyaan yang ditanyakan dalam forum sangatlah bagus, ini juga merupakan bukti bahwa mereka memperhatikan dan ingin belajar lebih banyak mengenai keamanan siber, apapun bidang mereka, baik sebagai pengguna teknologi ataupun sebagai pengembang teknologi." ucap Woods.
Dirinya mengungkapkan bahwa bahasan mengenai keamanan siber itu bak petualangan (journey), Woods yang menyandang status ahli merasa ia dan para mahasiswa yang menjadi peserta dalam forum tersebut sama-sama belajar.
"Harapan saya adalah mahasiswa yang menjadi peserta dalam kegiatan ini terinspirasi dan bisa mengajarkan saya sesuatu di masa depan," tuturnya.
Woods juga melihat adanya potensi kolaborasi antara USA yang merupakan salah satu pemimpin dalam hal teknologi, dan Indonesia yang saat ini juga dalam perkembangan cepat untuk menjadi salah satu pemimpin di bidang tersebut.
"Saya dengan senang hati ingin melihat kolaborasi dengan Indonesia dalam hal keamanan siber, disini ada banyak banyak talenta (ahli teknologi), bahkan adopsi dan penetrasi teknologi di sini juga cukup luas," sebut Woods.
"Jadi menurut saya masuk akal jika kita (Indonesia dan USA) saling bekerja sama dalam hal keamanan siber," ucapnya.
Masih di lokasi yang sama, Dosen ISTTS yang juga ahli dalam bidang keamanan siber yakni Iwan Chandra membeberkan alasan Konjen USA memilih ISTTS untuk mengadakan giat ini dilatarbelakangi oleh status ISTTS sebagai kampus teknologi.
"Selain itu juga disini kita juga ada dosen yang gabung komunitasnya Google dan ada juga yang menjadi seorang aktivis di Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), jadi mungkin connect-nya disitu," ujar Iwan.
Ia berharap setelah diadakannya kegiatan ini, kesadaran mengenai pentingnya keamanan siber dapat lebih tertanam di masyarakat karena cepat atau lambat, semua akan menjadi serba digital.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?