Waspada Difteri, Kenali Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Salah satu gejala difteri yang paling khas adalah sakit tenggorokan dan masalah pernapasan.

21 Sep 2023 - 09:25
Waspada Difteri, Kenali Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Penyakit Difteri perlu diwaspadai (Freepik)

Kota Malang, SJP - Penyakit difteri merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang organ pernapasan atas seperti tenggorokan dan paru-paru. Penyakit ini dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Salah satu gejala difteri yang paling khas adalah sakit tenggorokan dan masalah pernapasan. 

Dilansir dari laman Kemkes.go.id, penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphteria. Bakteri ini menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit.

Penyakit difteri dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan berisiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa apabila terlambat ditangani. 

Kendati demikian, difteri memiliki gejala-gejala yang dapat dijadikan alarm bagi masyarakat agar segera memeriksakan diri apabila mengalaminya. Seperti apa penyebab, gejala dan pengobatan difteri yang patut anda ketahui? Simak bersama suarajatimpost.com

Penyebab dan Faktor Risiko Difteri

Sebagaimana disebutkan di awal, bakteri Corynebacterium diphtheria merupakan penyebab Difteri yang dapat menyebar dari orang ke orang.

Paparan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin dapat mengakibatkan penyakit Difteri menular pada tubuh individu lain, utamanya yang sedang berada dalam ketahanan tubuh rendah.

Selain itu, penularan Difteri juga bisa terjadi jika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.

Terdapat beberapa faktor risiko besar penularan Difteri. Potensi terserang difteri akan lebih tinggi pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap. Selain itu, difteri juga lebih berisiko terjadi pada beberapa kelompok masyarakat dengan kondisi tertentu, seperti:

  1. Orang-orang yang tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya.
  2. Baru saja bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri.
  3. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita AIDS atau penyakit autoimun.

Gejala Difteri

Setelah terinfeksi, gejala difteri lazimnya akan muncul dalam 2 hingga 5 hari. Meski demikian, faktanya tidak semua orang yang terinfeksi difteri pasti mengalami gejala.

Jikapun mengalami gejala ringan, biasanya hanya berupa terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel penderita. Dalam kasus gejala yang lebih kompleks, selain lapisan abu-abu di tenggorokan akan muncul gejala-gejala difteri lainnya yang khas.

  1. Sakit tenggorokan
  2. Suara serak
  3. Batuk
  4. Pilek
  5. Demam
  6. Menggigil
  7. Lemas
  8. Benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
  9. Gangguan penglihatan
  10. Keringat dingin
  11. Sesak napas
  12. Jantung berdebar
  13. Kulit pucat atau membiru.

Pengobatan Difteri 

Dalam upaya mengobati Difteri, terdapat beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan. Pengobatan difteri meliputi antibiotik dan antitoksin untuk mematikan bakteri.

Dalam pemberian suntik antiracun, dokter akan memberikan suntik antiracun (antitoksin) difteri guna melawan racun yang dihasilkan oleh bakteri difteri. Sebelum suntik dilakukan, pasien akan menjalani tes alergi kulit untuk memastikan tidak ada alergi terhadap antitoksin.

Selain memberikan suntik antiracun, dokter juga akan memberikan terapi antibiotik untuk membunuh bakteri difteri dan mengatasi infeksi. 

Perlu diingat, antibiotik harus dikonsumsi sampai habis sesuai resep dokter, guna memastikan tubuh sudah bebas dari penyakit difteri. Dua hari setelah pemberian antibiotik, umumnya penderita sudah tidak lagi bisa menularkan penyakit difteri.

Selain pengobatan, yang tak kalah penting untuk diketahui masyarakat adalah langkah pencegahan penyakit Difteri. Salah satu langkah pencegahan difteri yang paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri.

Langkah pencegahan berupa vaksinasi difteri ini amat penting, dan umumnya diadakan secara kolektif di sekolah-sekolah atau di tingkat desa/kelurahan.

Komplikasi Difteri

Penyakit difteri yang terlambat ditangani dapat berisiko komplikasi. Beberapa jenis komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit difteri antara lain adalah radang otot jantung (miokarditis), Pneumonia atau infeksi paru-paru, gagal ginjal, kerusakan saraf, hingga kelumpuhan.

Hal ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri penyebab difteri yang merusak jaringan di hidung dan tenggorokan. Pada tahap lanjutnya, hal ini kemudian dapat menyumbat saluran pernapasan. Racun tersebut juga bisa menyebar melalui aliran darah dan menyerang berbagai organ. (**)

Editor: Noordin
Sumber: Kemkes.go.id

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow