Wall Street Anjlok akibat Lonjakan Harga Minyak dan Imbal Hasil Obligasi

Bursa perdagangan Amerika Serikat, Wall Street, mengalami penurunan signifikan

08 Oct 2024 - 11:03
Wall Street Anjlok akibat Lonjakan Harga Minyak dan Imbal Hasil Obligasi
Ilustrasi bursa saham AS Wall Street. (AFP)

Suarajatimpost.com - Bursa perdagangan Amerika Serikat, Wall Street, mengalami penurunan signifikan pada Senin (7/10/2024). Penyebab utama dari penurunan ini adalah lonjakan harga minyak lebih dari 3% akibat ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, serta peningkatan imbal hasil obligasi AS.

Menurut CNBC International pada Selasa (8/10/2024), Dow Jones Industrial Average merosot 398,51 poin atau 0,94%, mencapai 41.954,24. S&P 500 juga mengalami penurunan sebesar 0,96% hingga mencapai 5.695,94, sementara Nasdaq Composite anjlok 1,18% dan ditutup di level 17.923,90.

Imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun naik lebih dari 4 basis poin menjadi 4,02%, mencatatkan kenaikan pertama sejak Agustus dan melewati angka 4%. Lonjakan harga minyak, yang disebabkan oleh konflik di Timur Tengah, turut memperburuk situasi di Wall Street.

Penurunan ini terjadi setelah Wall Street mencatatkan kenaikan kecil dalam sepekan sebelumnya. Pada pekan lalu, S&P 500 naik 0,2%, Nasdaq Composite meningkat tipis 0,1%, dan Dow Jones juga mengalami kenaikan sebesar 0,1%.

Art Hogan, Chief Market Strategist di B Riley Wealth, menjelaskan bahwa pasar baru saja melewati minggu yang positif berkat laporan pekerjaan yang dirilis pada Jumat (4/10/2024). Ia menambahkan bahwa dua faktor—lonjakan harga minyak dan imbal hasil obligasi yang meningkat—menjadi perhatian utama investor.

"Hal ini membuat investor bingung dan mempertanyakan apakah pasar akan terus memburuk sebelum membaik," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sikap hati-hati, terutama menjelang musim laporan keuangan. Saham sektor energi mencatatkan kenaikan sekitar 0,4% dan menjadi satu-satunya sektor di S&P 500 yang berhasil menutup perdagangan dengan positif. Sementara itu, sektor utilitas dan konsumsi nonprimer mengalami penurunan terbesar, masing-masing turun sekitar 2%.

Minggu ini, perhatian investor akan tertuju pada risalah pertemuan The Fed yang dijadwalkan rilis pada Rabu (9/10/2024) dan laporan indeks harga konsumen (CPI) yang akan keluar pada Kamis (10/10/2024). (**)

sumber: beritasatu.com

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow