UMM Kukuhkan Dua Guru Besar Baru, Kaji Ruminansia dan Strategi Tanaman

Kebijakan swasembada bakalan sapi juga sebaiknya ditata ulang karena pemeliharaan ruminasia yang sembrono di masa awal pertumbuhan hingga fase poligastric dapat berakibat fatal, kematian dan stunting

03 Mar 2024 - 03:00
UMM Kukuhkan Dua Guru Besar Baru, Kaji Ruminansia dan Strategi Tanaman
Rektor UMM Prof Nazaruddin Malik Fajar (paling kiri) bersama dua Guru Besar yang baru saja dikukuhkan (SJP)

Kota Malang, SJP - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menambah guru besarnya. Kali ini dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) dengan mengukuhkan dua guru besar baru. 

Salah satunya yang dikukuhkan adalah Prof Dr Ir Ahmad Wahyudi MKes IPU yang mengupas pencegahan stunting ruminansia (hewan dengan pencernaan unik) muda. 

Menurutnya, pemerintah seharusnya menggulirkan program peningkatan jumlah kelahiran ruminansia muda beserta strategi tentang cara merawat anak ruminansia.

Dengan begitu, jumlah yang mati tidak lebih besar daripada jumlah bakalan yang diimpor. 

“Jika jumlah ruminansia yang mati dan angka stunting dapat diturunkan, maka kebijakan import bakalan sapi dan daging tidak diperlukan lagi," ungkap Prof Ahmad Wahyudi, Ahad (3/3/2024).

Ia menjelaskan, kebijakan swasembada bakalan sapi juga sebaiknya ditata ulang. Menurutnya pemeliharaan ruminasia yang sembrono di masa awal pertumbuhan hingga fase poligastric dapat berakibat fatal, kematian dan stunting. 

Guru Besar yang dikukuhkan kedua ialah Prof Dr Ir Aniek Iriany MP yang mengkaji strategi adaptasi tanaman terhadap perubahan iklim untuk pertanian berkelanjutan.

Tiga poin pokok dalam strategi ini yakni penggunaan lahan dan sistem manajemen, perbaikan tanaman melalui pemuliaan tanaman, serta efisiensi permintaan dan konsumsi pangan.

Selain itu, kelangkaan air karena perubahan iklim kini juga menjadi sebuah tantangan. 

Maka modifikasi iklim mikro tanaman dilakukan dengan menjaga kelembaban dan suhu tanah, mencegah erosi tanah dan leaching unsur hara karena run-off dipermukaan tanah serta mengurangi evaporasi air tanah.

“Lewat pemulsaan menggunakan bahan organik  jerami dan potongan rumput maupun plastik. Mulsa membantu konservasi air dengan menimimalkan penguapan,” jelasnya.

Adapun pemulsaan menggunakan berbagai jenis bahan, berpotensi menjaga kelembapan tanah, mengurangi kehilangan penguapan, dan menekan populasi gulma. 

Penggunaan mulsa yang berbeda berikan juga dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas berbagai tanaman. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow