Tutup Bulan Suro, KH Mas Sulthon Helat Tasyakuran Bersama Warga
Dalam Istighosah, Yasinan, Tahlilan, Gus Thon juga membagikan hadiah / dorprize anak, mulai dari sarung, mukena, sajadah, kompor gas, magic com hingga kulkas kepada para jamaah Sholat Subuh berjamaah tersebut.
Kabupaten Madiun, SJP - Dalam rangka menutup bulan Suro serta mengirim doa untuk para leluhur, KH Mas Sulthon menghelat tasyakuran keluarga bersama warga, Sabtu pagi 27 Agustus 2022 kemarin.
Dalam perhelatan yang dihadiri ratusan warga masyarakat, tokoh serta Kyai Jawa Timur yang akrab disapa Gus Thon ini memulai kegiatannya Sholat Subuh berjamaah di lanjutkan dengan Istighosah, Yasin, Tahlil yang di hadiri sekitar 500 warga.
Dalam Istighosah, Yasinan, Tahlilan, Gus Thon juga membagikan hadiah / dorprize anak, mulai dari sarung, mukena, sajadah, kompor gas, magic com hingga kulkas kepada para jamaah Sholat Subuh berjamaah tersebut.
Sebagai tokoh serta Kiai Jawa Timur, setelah Sholat Subuh berjamaah , Istighosah, Yasin, Tahlil berakhir jam 07:30 wib, Gus Thon tak lupa menampilkan berbagai budaya. Kali ini, menampilkan budaya Reog Ponorogo yang di mulai jam 09:00 wib sampai jam 11:30 wib.
Tak hanya itu, pemegang Rekor Muri Pagelaran Wayang Kulit secara Daring Terlama 7 malam ini juga menggelar budaya tabuh gamelan dari jam 13:00 wib sampai jam 16:00 wib disertai santunan Anak Yatim bekerjasa sama dengan MWC NU Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, yang di hadiri Para Kiai dari wilayah Madiun, Ngawi, Sragen, Mojokerto, Pasuruan, dan para tokoh Masyarakat.
Acara di lanjutkan malam hari jam 19:30 wib sampai dini hari tabuh gamelan tutupan bulan Syuro, Sholawat Nabi, pengajian umum yang di isi KH. Nur Chozin Romli dari Pasuruan.
Ketika diwawancarai jurnalis suarajatimpost.com, Gus Thon menyampaikan dalam tasyakuran tutupan bulan Suro, menggelar Sholat Subuh berjamaah di lanjutkan Istighisah , yasinan, tahlilan, santunan Anak Yatim serta budaya Reog Ponorogo, Tabuh Gamelan, Sholawat Nabi, Pengajian Umum.
KH. Mas Sulthon menyampaikan, selain mengirim doa untuk para leluhur, tentunya dirinya ingin terus melestarikan budaya yang menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia, secara khususnya Jawa Timur dengan menyajikan budaya Reog Ponorogo dan Tabuh Gamelan kepada Masyarakat.
"Semuanya, itu dalam rangka menutup bulan Suro yang sejatinya berakhir pada hari Minggu besok, 28 Agustus 2022. Semoga berkah dari Allah SWT selalu menyertai kita semua," harap Gus Thon.
Jurnalis suarajatimpost.com yang ada di lokasi dari pagi hingga sore hari sempat mewancarai warga secara acak, salah satunya adalah Komarudin (43), ternyata dulu di Dusun Panggung, Desa / Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun kesulitan air bersih karena daerah gersang, yang mana kebutuhan air bersih untuk warga mengandalkan air yang mengalir dari gunung yang kurang terjamin kebersihannya.
"Sampai datanglah sosok kiai ke Dusun Panggung karena mimpi di suruh ke Punden Panggung dan membantu Masyarakat ngebor sumur sampai pipa yang mengalir ke warga, seingat warga di bantu gus ton untuk pengeboran sumur serta pipanya habis Rp 350 juta sekitar tahun 2010," ungkap Komarudin.
Lebih lanjut kata Komarudin, Alhamdulilah sejak tahun itu warga masyarakat Panggung sampai sekarang bisa menikmati air bersih dari sumber mata air kedalaman 150 meter yang diberi nama SUMBER MATA AIR KYAI RADEN MAS ZAKARIA ( EYANG DJUGO ) dan para warga masyarakat bilang kalau sosok Kiai / Gus Thon sangat dermawan, peduli ke warga sekitar dan suka menolong orang lain, hingga melestarikan seni budaya.
"Salah satu yang tidak pernah di lupakan warga masyarakat contohnya, Gus Thon membangunkan sumur bor sampai pipanisasi ke seluruh kampung yang menelan biaya 350 juta sekitar tahun 2010. Kalau sebelumnya warga susah mencari air bersih untuk dikonsumsi, biasanya dulu sebelum Gus Thon hadir di Panggung Dagangan, untuk air bersih yang di kosomsi warga dari air irigasi yang disaring," ungkap Ustadz Komarudin dan Kiai Hamami salah satu Tokoh Masyarakat Dagangan.
Namun, lanjut Komarudin, terkait air bersih sekarang sudah tidak perlu repot lagi , karena sudah ada sumur bor yang dibuatkan oleh Gus Thon dan di serahkan ke warga.
"Dahulu, tidak pernah ada pertunjukan seni budaya, cenderung sepi. Tetapi sejak Gus Thon hadir, mulai ramai karena sering diadakan Pengajian Umum, Pertunjukan Seni Budaya, mulai wayang kulit, tabuh gamelan hingga reog Ponorogo dan Dusun Panggung Dagangan sejak kedatangan Gus Thon sering di kunjungi Para Jendral hingga para tokoh Nasional dari Jakarta, ada yang datang sewaktu acara dan ada yang datang sekedar silahturrohmi," kata warga masyarakat.
"Saat acara berlangsung ada sesepuh tokoh masyarakat dagangan yang tidak bisa hadir, KH. Djumali tidak bisa hadir karena Bu Nyai Djumali lagi sakit opname di rumah sakit dan istri Gus Thon juga sakit sudah 1 tahun lebih sakit belum kunjung sembuh, istri Gus Thon 1 desember 2021 operasi batu empedu, setelah operasi batu empedu ternyata masih sakit, hasil medis ada penyumbatan pembuluh darah ke jantung sampai saat ini masih sakit," ungkap Gus Thon di saat memberikan sambutan di acara tersebut, sambil mohon doa pada para hadirin.
KH. Mas Sulthon juga banyak membantu warga di berbagai pelosok daerah, terutama Anak Yatim dan berbagai pihak yang perlu di bantu, baik secara terang - terangan ataupun secara diam - diam, seperti di ungkapkan para kiai yang hadir. (ADV)
Editor: Doi Nuri
What's Your Reaction?