Tukang Pijat Bayi Berusia 100 Tahun Berangkat Haji, Meski Uang Tabungan Dibawa Kabur Orang

Untuk bisa berangkat haji, Ngatima menyisihkan uang sebesar 20 ribu rupiah setiap harinya, yang ia kumpulkan dalam kantong kresek dan diletakkan dalam lemari

11 May 2024 - 11:00
Tukang Pijat Bayi Berusia 100 Tahun Berangkat Haji, Meski Uang Tabungan Dibawa Kabur Orang
Ngatima, seorang tukang pijat bayi berusia 100 tahun asal Kabupaten Probolinggo berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini. (Armandsyah/SJP)

Kabupaten Probolinggo, SJP - Seorang tukang pijat bayi berusia seratus tahun asal Probolinggo, Jawa Timur, siap berangkat haji tahun ini. Meskipun uang tabungannya sempat dibawa kabur orang, Ngatima tetap semangat dan bugar.

Di rumah sederhana di Dusun Gulgulan, Desa Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tinggal Ngatima, seorang janda berusia seratus tahun. Nenek yang memiliki sepuluh cucu ini dikenal sebagai tukang pijat bayi oleh warga sekitar.

Untuk bisa berangkat haji, Ngatima menyisihkan uang sebesar 20 ribu rupiah setiap harinya, yang ia kumpulkan dalam kantong kresek dan diletakkan dalam lemari.

“”Pernah menabung ke orang lain dan uangnya dibawa kabur, totalnya mencapai 34 juta rupiah,” jelas Ngatima, ditemui di kediamannya, Sabtu (11/05).

Sejak itulah, Ngatima tidak lagi menabung ke orang lain. Kembali ke metode awal, menabung dalam kantong kresek di lemari bajunya. Setiap terkumpul sekitar 5 sampai 6 juta, ia setorkan ke bank.

Hingga akhirnya biaya haji lunas pada 2022 silam. Ketika itu ia sudah mau berangkat. Namun kuota haji masih terpotong usai pandemi covid19.

Setiap hari, Ngatima membuka jasa pijat bayi dan dewasa, dengan batasan tiga orang dewasa dan lima bayi setiap harinya. Usianya yang sudah mencapai seratus tahun tidak menghalangi semangatnya.

"Sepintas orang tidak percaya jika Ngatima berusia seratus tahun pada 5 Juli 2024 mendatang, karena sosoknya yang masih lincah dan tidak berkerut," ujar Rohim, salah satu tetangga.

Kebugaran tubuh Ngatima ini berkat komitmennya untuk tidak makan daging dan makanan siap saji. 

“Saya ini tidak makan yang instan. Tidak mau makan daging sapi atau ayam. Paling hanya ikan asin saja,” ujar Ngatima.

Selain itu, deretan gigi Ngatima juga termasuk utuh. Hal itu karena ia masih “Nginang” atau menggunakan susur. Walaupun giginya tak putih, namun masih utuh dan kuat.

Menjelang keberangkatannya ke tanah suci pada 22 Mei mendatang, ia sangat senang dan bersemangat, berdoa agar anak cucunya juga bisa segera menyusul menunaikan ibadah haji ke Mekah.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow