Tim Siber DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Deteksi Ujaran Kebencian Terhadap Megawati Soekarnoputri
Persoalan tersebut semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, khususnya anak muda, agar lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial, terlebih memasuki tahun politik.
Kabupaten Malang, SJP — Tersiar kabar tidak mengenakkan di organ PDI- Perjuangan wilayah Kabupaten Malang, tentang narasi ujaran kebencian di media sosial Facebook akun milik pemuda bernama Randy Juniardi (19) asal Wagir Kabupaten Malang.
Unggahan yang viral tersebut terdeteksi oleh Tim Siber DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang.
Atas kejadian itu, Pihaknya tidak tinggal diam guna melakukan klarifikasi terhadap pengunggah ujaran kebencian tersebut.
Awalnya, di akun Facebook milik Randi Juniardi Hafrin mengunggah foto banner Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri disertai caption/narasi 'Iyo soale tangane teles Mak lampir'.
Unggahan tersebut pun menjadi perhatian warganet, hingga banyak komentar terdapat didalam akun miliknya.
Akhirnya Randi dipertemukan dengan pengurus partai berlambang banteng moncong putih di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Jalan Merjosari Ngadilangkung Kepanjen, Jumat (10/11/2023) siang.
Pada kesempatan itu, Randi telah menghapus unggahannya tersebut setelah viral di Facebook.
Namun, pihak DPC PDI-P ingin agar pengunggah klarifikasi, dimana dalam kesempatan itu ia mengaku bahwa ketika mengunggah narasi tersebut secara sadar, tanpa disuruh oleh orang lain.
Ia mengunggah hal tersebut karena terpengaruh pesan-pesan viral aplikasi Tik Tok.
Randi menyesali perbuatannya tersebut serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dengan dibuktikan melalui surat pernyataan bermaterai, serta video permohonan maaf kepada Megawati Soekarnoputri.
"Itu ketidaktahuan saya pak. Tidak ada yang menyuruh. Itu waktu saya mau kirim sandal ke Kepanjen terus ada banner itu, saya foto lalu saya posting. Saya terpengaruh FYP-FYP di TikTok. Saya seperti terbawa arus. Jujur menyesal dan sudah tahu akibatnya. Saya tidak akan mengulangi lagi, kalau kita mau main sosmed tidak baik akan berdampak ke kita sendiri," kata Randi.
Ayah kandung Randi Hadi Prayitno yang mendampinginya ke kantor DPC mengaku tidak mengetahui unggahan anaknya tersebut hingga viral di Facebook.
Hadi kemudian meminta Randi, supaya baik dalam bermedia sosial serta bijak dalam membuat narasi mendatang.
"Saya tidak tahu anak saya posting itu, saya waktu itu masih kerja. Yang jelas ke dapan saya minta dia untuk ber-sosmed yang baik saja, ini selanjutnya akan saya kontrol," ujar Hadi.
Sementara itu Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Abdul Qodir menyampaikan, bahwa persoalan tersebut semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, khususnya anak muda, agar lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial, terlebih memasuki tahun politik.
Meski begitu, melaluinya pihak DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Randi bersama Ayahnya yang datang tidak memperpanjang permasalahan tersebut dalam ranah hukum.
"Kita tidak berpikir sampai ke ranah hukum. Kami memilih menyikapi persoalan ini secara bijaksana, makanya kita gali dulu, apa yang melatarbelakangi dia (Randi) sampai membuat postingan seperti itu, lalu, bagaimana ke depan, anak-anak muda ini dalam ber-medsos itu kita harus bijak. Agar banyaknya kegaduhan yang berimbas pada disintegrasi jangan sampai dilakukan," tukasnya.
Dari kejadian ini karena pelakunya anak muda, lanjut pria yang akrab dipanggil Adeng ini mengatakan anak seperti Randi, dimana diusianya ia memberanikan diri mengunggah narasi berbau politik.
"Saya menangkap dari ketidaktahuan dia, ketidakpahaman dia, dan situasi emosinalnya dia masih labil, memang kami mengapresiasi anak muda dalam berbagai hal terutama politik, makanya kemudian kenapa saya mengajak Randi itu supaya disamping tidak mengulangi apa yang sudah dia dilakukan, saya mengajak dia itu untuk belajar politik di PDI Perjuangan, agar dia tahu proses di PDI Perjuangan menempa anak muda untuk menjadi seorang pemimpin," pungkasnya. (***)
What's Your Reaction?