Sepi Pengunjung, Wisata Wendit Kabupaten Malang di Ambang Bangkrut
Masalah yang juga dihadapi pengelola taman wisata Wendit adalah banyaknya monyet yang butuh penanganan khusus dan juga rawannya pohon roboh yang sangat berpengaruh terhadap sepinya wisata.
Kabupaten Malang, SJP — Warga Malang pasti mengenal Wahana Wisata Air Wendit, wisata yang masih asri dengan hutan di tengah kota, karena terdapat banyaknya pepohonan serta banyaknya monyet yang menjadi ciri khas wisata ini.
Dengan luas area sembilan hektare, konon pemandian Wendit ini sudah ada sejak ratusan tahun.
Sebetulnya wisata ini cukup strategis tak jauh dari pusat keramaian Kota Malang, tepatnya di Jalan Raya Wendit, Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Tiket masuk juga terjangkau, yakni untuk dewasa dikenakan tarif Rp 18.500 per orang tiap weekend.
Sedangkan hari hari biasa, tarifnya Rp 15.000 per orang dewasa dan untuk anak-anak hanya Rp 10.000 per orang.
Namun sangat disayangkan, wisata pemandian dengan sumber air yang jernih dari alam sedang sepi pengunjung.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wisata Pemandian Air Wendit, Herry Supriyanto mengatakan sejak Indonesia diterpa pandemi Covid -19 beberapa tahun lalu sangat mempengaruhi terhadap kehadiran pengunjung, bisa dikatakan sepi pengunjung hingga saat ini.
"Untuk para pengunjung sangat turun drastis mas, sejak pandemi, kita tahu dengan adanya prokes (prosedur kesehatan) serta pembatasan jam sejak itu, jadinya sampai sekarang pengunjungnya tidak bisa naik," ucapnya kepada Suarajatimpost.com Kamis, 9/11/2023.
Pihaknya juga selalu melakukan evaluasi tentang menurunnya jumlah wisatawan yang sudah dikatakan tidak memenuhi target.
"Evaluasi nya, kita semua sama-sama sudah tahu ekonomi rakyat waktu pandemi kala itu bagaimana, terus juga kita tahu bahwa wahana wahana serta fasilitas disini (wendit) itu sudah tidak layak, serta inovasi harus segera di lakukan, kita butuh pembaharuan, apalagi di jaman milenial seperti ini, butuh hal baru yang disenangi para pengunjung wisata itu apa," terang Herry.
Pria yang memilih menjadi pengelola Wisata di bawah Dinas Pariwisata Kabupaten Malang ini juga mengatakan bahwa untuk pembiayaan anggaran daerah tidak ada, sebab refocusing.
"Anggaran di nol kan, kan refocusing, pemeliharaan juga teknis sejak pandemi, dan sejak saat itu hingga hari ini tidak ada biaya atau anggaran," tukasanya.
Namun begitu, Herry berharap bahwa karena wisata ini adalah aset Kabupaten Malang, pihaknya tetap optimis ada perhatian.
Sebab beberapa pekan lalu ada kunjungan dari beberapa pemangku kebijakan termasuk Bupati Malang, Pj Wali Kota Malang saling berdiskusi tentang wacana, bahwa bakal ada kerjasama pihak ketiga (swasta) agar wisata wendit kembali ideal dengan ribuan pengunjung.
Memang, nampak beberapa wahana dan bangunan yang berada di areal wisata sudah banyak yang berkarat, plafon jebol, serta beberapa gasebo yang berlumut dan tak sedap dipandang.
Perihal penurunan jumlah pengunjung wisata , Herry tak menampik bahkan untuk hari khusus weekend saja sepi pengunjung, kurang dari 100-200 orang.
"Hingga hari ini, sepi sekali pokoknya mas, diambang kebangkrutan," tandasnya.
Ia berujar pengunjung yang ingin datang ke Wendit saat ini bukan untuk refreshing seperti jaman dulu karena sudah banyak kompetitor tempat wisata lain.
Masalah yang juga dihadapi pengelola taman wisata Wendit adalah banyaknya monyet yang butuh penanganan khusus dan juga rawannya pohon roboh yang sanat berpengaruh terhadap sepinya wisata.
Untuk itu, Herry menginginkan wisata alam ini alangkah baiknya dikelola pihak swasta atau pihak ketiga dengan kerjasama yang baik.
Hal tersebut ia katakan, sebab sudah banyak investor dari luar Malang yang melirik wisata Wendit ini.
Bahkan banyak para investor/swasta sempat berkunjung ke lokasi, namun, sayangnya setelah melihat dan melakukan survei sudah tidak ada kabar lagi.
Herry berharap, mendatang para pemangku kebijakan, segera mencarikan soluasi terbaik untuk wisata wendit, sebab menurut Herry banyak potensi yang bisa diolah dengan baik tentang Sumber Daya Alam yang berada di area ini.
"Salah satu cara yaitu dikerjasamakan mas, tapi memang untuk menjadi investor disini mintanya jangka panjang 10-15 tahun, sedangkan Wendit sendiri karena aset daerah Kabupaten Malang, yang notabene nya kepala daerah memimpin 5 tahun, harus menyesuaikan hal tersebut, itu juga jadi sebab para investor atau pihak ketiga mundur, belum lagi benturan dengan budaya masyarakat setempat," pungkasnya. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?