Pj Bupati Bondowoso Mencolet Batik Bareng Ratusan Pelajar
Mereka mencolet (mewarnai) batik asli Bondowoso sepanjang 40 meter, sebagai persembahan prestisius dalam peringatan hari Batik Nasional yang bakal diperingati tanggal 2 Oktober 2024 nanti.
BONDOWOSO, SJP - Kain batik sepanjang 40 meter membentang di depan Monumen Gerbong Maut Alun-alun Raden Bagus Assra Bondowoso, pada Minggu (29/9/2024).
Bahan batik yang belum diwarna ini sengaja dibentangkan agar warga dan pelajar di Bumi Ki Ronggo yang hadir dalam Car Free Day, bisa berpartisipasi memberikan nuansa warna pada motif batik dari berbagai rumah produksi.
Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi dan mengenalkan kepada dunia, jika batik adalah warisan budaya asli Indonesia yang saat ini mulai bertransformasi memadukan seni rupa dan teknologi.
Membatik yang diikuti ratusan warga dan pelajar ini, juga menjadi cara untuk memperingati hari Batik Nasional yang bakal dirayakan pada tanggal 2 Oktober 2024 mendatang.
Ada berbagai motif batik yang diwarna di depan monumen kebanggaan Kabupaten Bondowoso ini. Misalnya, motif daun singkong, daun kopi, Topeng Kona, Singo Ulung dan Ijen Geopark.
Bahkan Pj Bupati Bondowoso Muhammad Hadi Wawan Guntoro bersama isteri, juga menyempatkan diri untuk mencolet batik yang berasal dari beberapa rumah produksi yang ada di Bondowoso.
Mereka bersama ratusan pelajar SMA dan SMP sederajat di Bondowoso mencolet batik sepanjang 100 meter, dengan berbagai warna dan cara. Ada yang menggunakan kuas, kapas, dan spons hingga menghabiskan sekira 15 liter bahan pewarna.
Mencolet batik ini merupakan kolaborasi antara Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbupora) dalam hal ini Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) bersama Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik se Kabupaten Bondowoso.
Salah seorang pembatik dari Griya Dawea Batik, Muhammad Badrus Salam, kain batik yang dicolet ini panjangnya yakni 10 x 10 meter. Motifnya khas Bondowoso yang merupakan perpaduan beberapa pembatik, dan di tengah motif ada logo Ijen Geopark.
Ia menjabarkan, mencolet batik merupakan proses pewarnaan batik dengan menggunakan kuas. Dalam pencoletan hari ini pihaknya menghabiskan sekira 15 liter bahan pewarna.
"Ada berbagai warna yang kami sediakan. Ada warna peach, hijau, merah dan orange. Masyarakat dan para pelajar pun ikut mencolet bersama Pj Bupati Bondowoso," ujarnya.
Nantinya, kain batik yang telah diwarga ini, bakalan dibentangkan di objek wisata andalan Bondowoso, Kawah Wurung, tepat pada peringatan hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober 2024 mendatang.
Sementara itu, usai mencolet batik, Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro, mengapresiasi kegiatan yang menjadi sarana untuk menggali potensi yang ada di Bumi Kironggo ini.
“Ini menjadi semangat untuk mengangkat batik Bondowoso dengan ciri khasnya. Mulai dari daun kopi, daun singkong, motif blue fire dan lainnya. Nanti, saya minta motif batik ini didaftarkan ke Kemenkumham, sebagai identitas khasnya Bondowoso," ucapnya.
Keterlibatan para pelajar dari tingkat SMP dan SMA juga mendapat pujian dari orang nomor satu di Bondowoso ini. Ia mengaku bangga atas keterlibatan para pelajar, karena bisa menjadi ajang edukasi untuk mencintai batik asli Bondowoso.
“Melalui kegiatan ini, mereka (pelajar, red) bisa terinspirasi, bekresasi membuat ragam lain yang mengeksplore tema-tema kearifan lokalnya Bondowoso. Sehingga nantinya akan mampu menjadi ikon batik asli Bondowoso,” terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jatim ini.
Bahkan, untuk membudayakan memakai batik, Hadi Wawan dalam waktu dekat akan mewajibkan seluruh ASN di lingkungan Pemkab agar memiliki batik khas Bondowoso.
"Nantinya, seluruh ASN harus punya batik khasnya Bondowoso. Ini sebuah kebanggan buat kita semua, yang nantinya akan mampu menghidupkan UMKM. Intinya, dari kita, untuk kita dan oleh kita," pungkasnya. (ADV)
Editor : Tri Sukma
What's Your Reaction?