Perkara Sampah, Beberapa Desa di Kota Batu Masih Butuh Pendampingan

Kepala Desa Pandanrejo Abdul Manan menegaskan pihaknya terus melakukan modifikasi terhadap konveyor yang bernilai ratusan juta agar sampah yang terdapat di desanya teratasi

16 Aug 2024 - 12:00
Perkara Sampah, Beberapa Desa di Kota Batu Masih Butuh Pendampingan
Kondisi sampah di TPA Tlekung Kota Batu (Arul/SJP)

Kota Batu, SJP - Minimnya pendampingan dari Pemkot Batu membuat desa-desa di Kota Batu masih kelimpungan dalam pengelolaan sampah yang dilakukan secara mandiri per lingkungan sejak dilakukan penutupan TPA Tlekung.

Kepala Desa Pandanrejo Abdul Manan menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan modifikasi terhadap konveyor yang bernilai ratusan juta agar sampah yang terdapat di desanya teratasi.

"Bahkan alat incenerator yang terdapat di TPA Tlekung dengan nilai miliaran itu saat ini tersisa 2 unit karena 1 unit sudah rusak. Jadi kami terus menerus melakukan perubahan-perubahan skema agar TPS3R di daerah kami dapat terus bekerja," urainya pada Jumat (16/8)

Oleh sebab itu, ia secara gamblang memaparkan bahwa banyak desa yang membutuhkan uluran tangan Pemkot untuk memberikan pendampingan secara teknis maupun materiil.

Hal ini dikarenakan banyak permasalahan yang ditemui di lapangan seperti adanya kekurangan SDM, manajemen tata kelola sampah, tempat pembuatan TPS3R, dan lain sebagainya.

"Jadi Pemkot Batu jangan hanya mengatakan sudah memberikan bantuan anggaran dua persen dari ADD kemudian kami dibiarkan begitu saja seolah anak yang kehilangan ayahnya. Memang benar anggarannya besar, namun tidak mencukupi untuk dilakukan secara masif," imbuhnya.

Manan mengakui pihaknya dapatkan bantuan sekitar Rp 500 juta untuk pengelolaan sampah. Namun ketika dirincikan untuk pembuatan TPS3R, operasional SDM, bahan bakar armada dan lain sebagainya dikatakan masih kurang.

Sedangkan ketika disinggung untuk menggunakan Sisa Lebih Pembelanjaan Anggaran (SILPA) dari APBDes, ia menegaskan bahwa anggaran tersebut tidak dapat serta merta digunakan karena terkendala regulasi dan administrasi yang cenderung cukup memakan waktu.

Senada, Kepala Desa Junrejo Andi Faisal Hasan juga mengakui bahwa pihaknya mendapatkan bantuan sekitar Rp 400 juta dari Pemkot. Namun hal itu dianggap masih belum mampu menyelesaikan pengelolaan sampah karena masih memberatkan lingkungan.

"Sistem kami yakni dengan memberikan Rp 20 juta ke 10 RW yang ada di Junrejo, kemudian pembelian alat pencacah dan operasional jelas masih kurang apabila dirincikan. Setidaknya kami membutuhkan pendampingan sekitar 2-3 tahun bagaimana cara mengelola sampah yang baik dan benar," ungkapmya.

Oleh sebab itu uluran tangan dari Pemkot baik dari sisi pendampingan teknis maupun pendampingan materiil amat sangat diperlukan karena desa di Kota Batu masih butuh bimbingan dari Pemkot yang notabene sudah lebih berpengalaman dalam pengelolaan sampah karena telah dilakukan selama bertahun-tahun. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow